Dikisahkan saat pelariannya, Dipati Ukur dan rombongannya terlibat kejar-kejaran dengan tentara Mataram yang saat itu menguasai wilayah Sunda.
Pelarian tersebut membawa Dipati Ukur ke suata tempat di pinggiran danau Bandung purba di sebelah timur.
Baca Juga: Lezat dan Praktis! Inilah Resep Ikan Goreng dan Sup Ikan Timun Khas Bali ala Devina Hermawan
Tempat itu dipenuhi oleh tanaman bambu yang sangat lebat. Sehingga walaupun rombongan Dipati Ukur sudah terkepung tentara Mataram, mereka dapat menyamarkan diri dan tidak ditemukan.
Tempat persembunyian tersebut bernama Bojong Awi. Bojong memiliki arti daerah tepian telaga, sedangkan Awi punya arti bambu.
Peristiwa itu dianggap oleh bala tentara Mataram sebagai Ujung-nya dari upaya pengejaran yang sangat panjang dalam nga-Berung napsu (mengumbar nafsu) untuk menangkap sang Dipati. Maka wilayah tersebut disebut sebagai Ujungberung.
Pada tahun 1811 saat awal pembentukan Jalan Raya Pos masa kolonial Gubernur Daendels, Ujungberung merupakan wilayah yang sangat luas.
Ujungberung terbagi dua, sebelah selatan dan utara jalan pos di sebut Oedjoengbroeng Kaler dan Oedjoengbroeng Kidoel.
Baca Juga: CEK FAKTA: Resmi Gabung Persib Bandung, Ini Komentar Mengejutkan Lucas Gama