MAPAY BANDUNG - Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Bandung mengakui, harga daging sapi kerap mengalami kenaikan jelang bulan Ramadhan.
Pasokan dari pemerintah kota sendiri yang disediakan di Rumah Potong Hewan (RPH), 90 persennya merupakan impor.
"Memang harga daging sapi itu, pertama kalau menjelang Ramadhan memang sudah biasa ada kenaikan, setiap tahun. Jadi kebetulan di Pemerintah Kota Bandung punya dua RPH yaitu Cirangrang dan Ciroyom, dimana selama 2021, sebagai gambaran saja, hewan yang dipotong di dua RPH tersebut ada 16.288 ekor, jumlah ini 90 persennya adalah sapi impor (ternak) dari Australia," jelas Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliyah, saat dihubungi MapayBandung.com, Sabtu 5 Maret 2022.
Rasio ketersediaan daging sapi dalam kurun waktu dua tahun terakhir, lanjut Elly, mengalami penurunan, meskipun harganya naik.
Namun ia memastikan, stok yang ada masih memenuhi kebutuhan permintaan di Kota Bandung yang mencapai 16 ton per hari.
"Ketersediaan stok daging di Kota bandung memang masih bersumber dari dua itu (RPH dan daging beku impor). Ini menunjukkan bahwa Kota Bandung sangat tergantung pada ternak dan daging impor karena yang lokal memang hanya 10 persen.
Untuk sapi ternak, lanjut Elly, berasal dari 6 importir yang memasok ternaknya ke RPH Kota Bandung dan harga bobot hidup ternak sapi adalah Rp54.000 per kg. Sementara harga karkas sekarang ini Rp102.000 sampai Rp107.000 per kg.
"Sedangkan harga daging di pasar itu bergerak di Rp130.000, memang dengan harga karkas Rp102.000 itu seyogyanya harga daging lebih dari Rp130.000. Nah itu yang sekarang menyebabkan kenaikan," jelas Elly.