Dari Puluhan Titik Banjir di Kota Bandung, DPU: Sekarang Relatif Berkurang

4 Juni 2021, 18:45 WIB
Banjir di kawasan Citarip, Bandung. /dok. DPU Kota Bandung

MAPAY BANDUNG - Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung mencatat di Kota Bandung sedikitnya ada 36 titik banjir. Namun belakangan, diakui DPU puluhan titik banjir tersebut sudah jarang tergenang.

Atas dasar itu, Pemkot Bandung menyebut bahwa penanganan banjir di Kota Bandung cukup berhasil.

"Relatif sudah tidak terjadi genangan lagi," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung, Didi Ruswandi pada kegiatan Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Kamis 3 Juni 2021.

Kendati demikian, Didi menyebut masih ada titik-titik banjir yang masih sering digenangi air. Di antaranya, Kopo, Citarip, Leuwipanjang, dan Cibaduyut.

Baca Juga: Tunjuk Nagita Slavina Jadi Ikon PON XX Papua, Ini Penjelasan Menpora

Menurut Didi agar permasalahan banjir di empat titik tersebut dapat tertangani dengan baik, ia berharap permasalahannya diselesaikan dari hulu.

"Titik masih sering itu di Kopo, Citarip, Leuwi Panjang dan Cibaduyut. Ini kalau bisa diselesaikan di hulu," ujar Didi.

Menurutnya, air akan terkendali jika menilik parkir air. Bahkan jika banjir tiba pun bisa menggunakan pompa air, namun harus sesuai penempatan. Ia mencontohkan, di wilayahnya Gedebage, meskipun masih terjadi banjir, namun genangan air tidak lama.

"Contohnya Gedebage masih banjir tapi genangan tidak lama atau sampai antre panjang. Itu masih bisa dilewati, pamemulihannya sudah ada kolam retensi," katanya.

Salah satu upaya mencegah banjir, DPU pun terus berupaya membuat drum pori dan sumur imbuhan.

Baca Juga: Keberangkatan Haji Tahun Ini Dibatalkan, Puan Harap Kuota Haji Indonesia Selanjutnya Ditambah

"Drum pori mulai tahun 2019, ada 3.500 drum pori lebih. Sumur imbuhan dalam dibangun sejak tahun 2020. Telah ada 10 sumur imbuhan. Tahun ini tambah 20 sumur lagi," ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Dedy Dharmawan mengatakan, masalah banjir harus diatasi mulai dari lingkungan sendiri.

Rumah tinggal harus mengatur sampah dengan memilah dengan baik dan benar. Tak hanya itu, penerapan Kang Pisman juga penting. Mulai dari memilah dan memilih sampah.

"Kang Pisman juga sebagai solusinya. Residunya diolah, tinggal dimasifkan kepada masyarakat," jelasnya.***

Editor: Haidar Rais

Sumber: Humas Bandung

Tags

Terkini

Terpopuler