Penjualan di Pasar Hewan Tanjungsari Melesat Jelang Iduladha 2023

- 16 Juni 2023, 18:15 WIB
Update penjualan sapi di pasar sapi Tanjungsari. Sumedang, Jawa Barat.
Update penjualan sapi di pasar sapi Tanjungsari. Sumedang, Jawa Barat. /Pemkab Sumedang

 

MAPAY BANDUNG - Menjelang Iduladha, penjualan ternak di Pasar Hewan Tanjungsari mengalami peningkatan 30 persen jika dibandingkan hari biasa.

Pasar hewan Tanjungsari berada di Jalan Pamagersari, Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang ini buka setiap hari Sabtu.

 

Kepala UPTD Pasar Hewan Tanjungsari Yana Sukyana menyebutkan, meski penyakit lumpy skin disease (LSD) merebak, namun tidak terlalu mempengaruhi penjualan hewan kurban.

“Menjelang Iduladha alhamdulilah ada peningkatan transaksi penjualan. Yang beli itu rata-rata dari luar Sumedang, seperti Jakarta, Bogor, Cirebon, Garut juga ada. Kalau peningkatan persentase di hari biasa dibandingkan dengan Iduladha ada sekitar 30 persen,” kata Yana.

Baca Juga: Makan Daging Kurban Dijamin Bebas Kolesterol, dr. Zaidul Akbar Sarankan Makan Buah Ini Saat Idul Adha

Namun demikian, pihaknya mengimbau kepada para peternak untuk hanya membawa sapi yang sehat. Meski pernah ada temuan satu sapi yang positif LSD yang langsung ditangani tim dokter hewan.

“Untuk pasar hewan Tanjungsari saya sudah komitmen dengan para pelaku bahwa jangan membawa sapi yang sakit terkena LSD atau PMK, karena dikhawatirkan akan menyebar ke hewan-hewan yang lain,” ujarnya.

 

Salah satu peternak sapi, H. Ii Sutardi menyebut, situasi harga sapi jelang Iduladha tahun ini dikisaran Rp20 juta hingga Rp27 juta.

Harga tersebut mengalami kenaikan Rp2 juta hingga Rp3 juta. Bahkan dari harga tersebut diprediksi masih akan terus terjadi kenaikan mendekati Iduladha ini.

Baca Juga: Rasa Premium! Ini Resep Iga Bakar Kecap Ala Devina Hermawan, Rekomendasi Olahan Daging Kurban

“Saya membawa 10 ekor sapi dan baru terjual 5 ekor. Iduladha tahun ini kondisinya mulai ramai dan harga jual juga semakin meningkat. Bahkan kondisinya kalau ramai bisa lebih naik lagi,” kata Ii.

Meski sempat ramai adanya penyakit lato-lato atau LSD pada sapi dan kerbau, kata Ii, dirinya tetap melakukan perawatan kepada hewan ternaknya setiap hari. Hal tersebut dilakukan, agar kondisi hewan tetap terjaga kondisi kesehatannya.

“Iya ngaruh juga adanya penyakit LSD ini, cuma ya harus biasa melakukan perawatan secara berkala. Sapi saya juga pernah terjangkit LSD yang terjangkit 2 ekor, tapi tidak terlalu parah,” katanya.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah