MAPAY BANDUNG - Seorang dokter sekaligus penggagas Jurus Sehat Rasulullah dr. Zaidul Akbar, kali ini akan mengungkapkan beberapa makanan pemicu asam lambung naik.
Selain mesti dikurangi, makanan ini juga sudah seharusnya dihindari oleh penderita asam lambung.
Sebab, dapat meningkatkan risiko penyakit mudah kambuh.
Lalu, apa saja makanan pemicu asam lambung naik? Berikut penjelasan dr. Zaidul Akbar.
"Umumnya, yang punya masalah kesehatan kayak maag, GERD, atau asam lambung, akan mengeluh di bagian mulut yang terasa lebih asam dan nyeri pada ulu hati. Tipsnya, hindari makanan yang jadi pemicunya," tutur dr. Zaidul Akbar.
Baca Juga: 4 Jenis Jin Ada di Tubuh Manusia, Salah Satunya Sangat Berbahaya
Seperti dilansir MapayBandung.com dari Instagram @dr.zaidulakbar.resep, Jumat 18 Maret 2022, ada 6 makanan dan minuman, yang harus dikurangi dan dihindari, antara lain:
- Makanan asam
- Makanan tinggi lemak
- Makanan pedas
- Buah-buahan asam
- Kafein
- Minuman beralkohol.
Sebagai upaya pencegahan dan gantinya, penderita asam lambung bisa mencoba memperbanyak mengkonsumsi sayuran hijau, buah yang rendah asam, dan imbangi dengan olahraga teratur.
"Makanan ini menjadi kunci untuk seseorang yang mempunyai masalah kesehatan kayak maag, GERD, atau asam lambung. Disarankan untuk makan dalam porsi kecil ya, karena makan dalam porsi besar atau makanan tinggi kalori bisa memicu refluks asam," tuturnya.
Baca Juga: Mudik Lebaran 2022 Diperbolehkan Asalkan Penuhi Syarat Ini
Dokter menyarankan, agar kita dapat mengurangi dan hindari kebiasaan keliru tersebut dari sekarang, agar tidak memperparah gejala maag, GERD, atau asam lambung.
Contoh buah rendah asam yang dimaksud, seperti pisang, alpukat, semangka, melon, dan pir.
Makanan alkali juga dapat mengurangi keasaman lambung, termasuk susu nabati seperti almond dan kedelai.
"Tubuh yang sehat, dimulai dari pencernaan atau perut yang sehat. Jika perut bermasalah, dipenuhi makanan tinggi gula, kurang serat, dan tercampur dengan bahan kimia sintetis, bisa dipastikan perut itu akan jadi rumah penyakit," ujar dr. Zaidul Akbar.***