Kuil ini dihancurkan oleh pasukan Romawi yang dipimpin oleh Titus pada tahun 70 SM dan ingin dibangun kembali. Yahudi meyakini ritual pembangunan kuil tidak dapat dilaksanakan jika sapi merah belum lahir.
Keyakinan tersebutlah yang digunakan oleh kaum ekstrimis Yahudi untuk melakukan penyerbuan ke komplek Masjid Al-Aqsa di Palestina untuk membangun kembali Kuil Solomon ketiga.
“Yahudi ekstrim dengan adanya sapi merah ini berkeyakinan akan datang hari kiamat dengan dibangunnnya haikal (kuil) tadi,” ucap Buya Yahya.
“Akan datang raja nanti, meraih kemenangan, setelah itu akan kiamat,” sambungnya.
Baca Juga: Begini Penampakan Pulau SOCOTRA yang Disebut-sebut Sebagai Pulau DAJJAL, Indah Tapi Bikin Merinding!
Lebih lanjut, Buya Yahya berpendapat untuk tidak meyakini sapi merah sebagai pertanda datangnya kiamat.
Menurutnya, umat Yahudi terbagi dua yaitu Zionis dan non-Zionis. Buya Yahya menjelaskan jika non-Zionis memiliki keyakinan berbeda dengan mereka yang melakukan penyerangan ke Palestina.
Dengan tegas Buya Yahya berkata jika sapi merah adalah keyakinan salah satu sekte Yahudi ekstrim yang meyakini tanda-tanda kiamat serta dibangunnya kembali Kuil Solomon ketiga.
“Orang muslimin meyakini tanda kiamat, itu sudah jelas, adapun hari kiamat yang dahsyat nanti tidak perlu khawatir jika Anda ahli iman,” pungkasnya.***