Benarkah Pengorbanan Sapi Merah di Israel Dianggap Sebagai Tanda Hari Kiamat? Seperti Ini Pandangan Buya Yahya

- 24 Maret 2024, 07:45 WIB
Sapi merah Israel dianggap sebagai tanda kiamat, begini tanggapan Buya Yahya
Sapi merah Israel dianggap sebagai tanda kiamat, begini tanggapan Buya Yahya /YouTube CBN News

 

BRAGA, MAPAY BANDUNG - Beberapa minggu terakhir kabar tentang pengorbanan sapi merah di Israel menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Beberapa pemilik kanal YouTube dan stasiun televisi di Amerika Serikat seperti CBN News menjelaskan jika sapi merah betina atau Red Heifer telah dikembangbiakkan dan saat ini telah berada di Israel.

Umat Yahudi meyakini, keberadaan sapi merah akan digunakan sebagai ritual pengorbanan sebelum akhirnya mendirikan Kuil Soloman ketiga di atas komplek Masjid Al-Aqsa. Setelah itu turunlah Mesias yang menjadi tanda akhiz zaman atau kiamat menurut umat Yahudi.

Baca Juga: Kiamat Semakin Dekat! Pengorbanan Sapi Merah di Israel untuk Menyambut Dajjal Hampir Siap

Buya Yahya menjelaskan, di dalam aqidah Islam bahwa kiamat sendiri terdiri dari dua yaitu besar dan kecil. Untuk kiamat besar ditandai dengan keluarnya Yakjuj Makjuj, matahari terbit dari barat, keluarjanya Dajjal, dan turunnya Imam Mahdi.

Pada saat itu, matahari yang terbit dari barat akan membuat dunia terguncang. Semua taubat umat manusia sudah tidak akan diterima lagi.

“Adapun sapi merah enggak (bukan tanda kiamat), itu keyakinan Yahudi dan bukan keyakinan Islam,” tuturnya dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV.

Satu keyakinan umat Yahudi setelah lahirnya sapi merah adalah membangun Kuil Solomon ketiga yang menurut keyakinan mereka terletak di Palestina.

Kuil ini dihancurkan oleh pasukan Romawi yang dipimpin oleh Titus pada tahun 70 SM dan ingin dibangun kembali. Yahudi meyakini ritual pembangunan kuil tidak dapat dilaksanakan jika sapi merah belum lahir.

Baca Juga: TERUNGKAP! Orang Ini Adalah Pengikut DAJJAL dan Sudah Tinggal Lama di Bumi, SIMAK Begini Ciri-cirinya!

Keyakinan tersebutlah yang digunakan oleh kaum ekstrimis Yahudi untuk melakukan penyerbuan ke komplek Masjid Al-Aqsa di Palestina untuk membangun kembali Kuil Solomon ketiga.

“Yahudi ekstrim dengan adanya sapi merah ini berkeyakinan akan datang hari kiamat dengan dibangunnnya haikal (kuil) tadi,” ucap Buya Yahya.

“Akan datang raja nanti, meraih kemenangan, setelah itu akan kiamat,” sambungnya.

Baca Juga: Begini Penampakan Pulau SOCOTRA yang Disebut-sebut Sebagai Pulau DAJJAL, Indah Tapi Bikin Merinding!

Lebih lanjut, Buya Yahya berpendapat untuk tidak meyakini sapi merah sebagai pertanda datangnya kiamat.

Menurutnya, umat Yahudi terbagi dua yaitu Zionis dan non-Zionis. Buya Yahya menjelaskan jika non-Zionis memiliki keyakinan berbeda dengan mereka yang melakukan penyerangan ke Palestina.

Dengan tegas Buya Yahya berkata jika sapi merah adalah keyakinan salah satu sekte Yahudi ekstrim yang meyakini tanda-tanda kiamat serta dibangunnya kembali Kuil Solomon ketiga.

“Orang muslimin meyakini tanda kiamat, itu sudah jelas, adapun hari kiamat yang dahsyat nanti tidak perlu khawatir jika Anda ahli iman,” pungkasnya.***

Editor: Asep Yusuf Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah