Kemudian, adapula pantangan seperti dilarang melakukan perjalanan jauh dari rumah, dan menggelar hajatan pernikahan.
Bahkan, hajatan pernikahan ini tidak boleh dilakukan oleh masyarakat selama satu bulan Suro.
Pantangan ini tetap dijaga dan terus dipatuhi, agar masyarakat bisa mengambil pelajaran pada saat malam 1 Suro.
Baca Juga: Doa Menyambut Tahun Baru Islam 2022 atau 1 Muharram 1444 Hijriah, Lengkap dengan Terjemahan
Peringatan malam 1 Suro akan selalu dilakukan dengan khusuk, sebab di sini orang-orang akan membersihkan diri lahir batin, melakukan introspeksi, mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang membuat hidup dan menghidupi dunia dan seisinya.
Saat malam 1 Suro tiba, masyarakat umumnya melakukan ritual tirakatan, lek-lekan (tidak tidur semalam suntuk), dan tuguran (perenungan diri sambil berdoa).
Sebagian orang bahkan memilih menyepi untuk semedi di tempat sakral, seperti puncak gunung, tepi laut, pohon besar, atau di makam keramat.
Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro sebagai awal tahun Jawa juga dianggap sebagai bulan yang sakral atau suci.
Sebab, bulan Suro adalah bulan yang tepat untuk melakukan renungan, tafakur, dan introspeksi untuk mendekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa.
Baca Juga: 15 Link Twibbon Sambut Tahun Baru Islam 1444 HIjriah, Segera Pasang di Media Sosial