Dari spionnya Joko melihat sekelebat kain yang terbang berwarna putih, mengiringi suara tawa tadi.
Semakin kencang ia menancap gas, suara tawa itu bertambah keras dan dekat seolah-olah ada di belakangnya.
Ketika menoleh langsung ke belakang, ia mengaku tidak melihat apapun.
Namun ketika melihat di spion justru ada sesuatu yang terbang seperti sosok kuntilanak yang digambarkan di film-film.
Dengan kecepatan tinggi dan suasana gelap, akhirnya Joko mendekati jalan keluar dari kawasan tersebut.
Sampai akhirnya dengan suasana yang tidak nyaman, Joko tiba di simpang tiga dan beruntung di sana masih banyak warga yang nongkrong.
Sesampainya di rumah, Joko tak henti membaca istighfar dan tidak bisa tidur sampai pagi.
Joko berpesan jika tidak memiliki keyakinan yang tinggi melewati suatu tempat sepi, lebih baik melewati jalan yang aman untuk mencari keselamatan dibanding musibah.***