“Tidak boleh keluar ruangan dan harus melakukan puasa patigeni dengan berdoa dan beribadah saja,” tutur Dewi Sundari menegaskan.
Tak hanya dilakukan selama sehari semalam, ada pula pelaku yang melakukan puasa patigeni selama 40 hari lamanya.
Puasa berat dan ekstrem semacam ini dilakukan oleh pelaku yang ingin menebus atau menguasai ilmu tertentu.
“Di zaman sekarang, tirakat seperti ini dianggap sulit dilakukan. Tapi pada zaman dahulu, puasa patigeni adalah kegiatan yang dapat dijalankan meskipun sangat berat,” ucap Dewi Sundari.
“Sebab pada masa itu, kondisi ekonomi sulit dan pangan tidak semudah saat ini. Sama-sama lapar, mengapa tidak melakukan tirakat sekalian,” sambungnya.
Hampir seluruh guru spiritual tidak akan menyarankan puasa patigeni kepada muridnya kecuali jika urusannya benar-benar penting atau keinginannya teramat besar dan mendesak.
Untuk menentukan awal puasa patigeni, terdapat perhitungan yang harus ditepati jika ingin berhasil.
“Bisa dimulai pada weton orang yang mengambil tirakat. Misalnya orang tersebut lahir pada Senin Legi, maka puasa dapat dimulai pada Senin subuh,” tutur Dewi Sundari.
Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Kota Bandung Minggu Ini, 7 Sampai 13 Februari, Simak Syarat dan Biayanya