Karena merasa kasihan dan penasaran, Dedi beserta temannya akhirnya memutuskan untuk melihat kondisi gerobak penjual sate tersebut.
Kemudian dengan diantar oleh penjual sate tersebut Dedi dan temannya sampai ketengah pemakaman yang dimana gerobak sate tersebut berada. Dengan perasaan yang sangat terkejut dan takut, Dedi melihat sate yang dibuat oleh penjual sate itu diletakan tepat diatas batu nisan kuburan yang ada disekitar gerobak tersebut.
Setelah terkejut dengan hal tersebut, Dedi kembali menanyakan apakah orang yang dimaksud penjual sate itu memberikan uang saat membeli dagangannya. Dan penjual sate tersebut membenarkan bahwa orang-orang yang membeli satenya memberikan uang dan penjual sate tersebut simpan dilaci gerobak.
Karena pertanyaan dari Dedi, kemudian penjual sate itu membuka laci gerobaknya. Namun setelah dibuka dalam laci tersebut bukan berisi uang melainkan daun-daun yang berserakan.
Seketika saat itu juga penjual sate tersebut terlihat pucat, lemas dan ketakutan. Karena kasihan akhirnya Dedi beserta temannya mengantar penjual sate tersebut pulang. Yang kebetulan rumah Dedi dan penjual sate tersebut searah.
Setelah kejadian yang menimpa penjual sate tersebut, menurut penuturan Dedi penjual sate itu sudah tidak pernah lagi dagang di daerah TPU Rancacili lagi.***