MAPAY BANDUNG – Sederet mitos pesugihan dengan bumbu ritual syahwat sering terdengar di telinga masyarakat Jawa.
Tak hanya pesugihan Gunung Kemukus yang termasyhur, pesugihan Roro Mendut pun tak lepas dari mitos ritual syahwat yang menyelimuti.
Tak sedikit yang terjerembab melakukan ritual pesugihan demi mendapat kekayaan secara instan. Mereka yang tersesat akan melakukan pesugihan di makam Roro Mendut yang bahkan terkenal mistis dan jarang dikunjungi.
Praktik ritual pesugihan dengan ritual syahwat di makam Roro Mendut ini sempat menjadi buah bibir pada tahun 2010 silam. Konon pesugihan berbalut syahwat ini dilakukan di Desa Gandu, Sendangtirto, Sleman.
Menurut catatan sejarah, Roro Mendut dan Pronocitro adalah simbol sepasang kekasih saling mencintai hingga keduanya dipisahkan oleh maut.
Hanya saja bagi sebagian orang, keberadaan makam yang tergolong terpencil ini dikunjungi para pencari pesugihan dengan melakukan ritual syahwat menyimpang.
Perlu diingat jika makam Roro Mendut hanyalah sebuah bangunan biasa. Warga sekitar pun menyebut jika makam ini bukanlah lokasi untuk praktik ritual pesugihan.
Semua berasal dari imajinasi para peziarah yang meyakini keberadaan Roro Mendut yang termasyhur karena kecantikan serta aura mistisnya.
Makam Roro Mendut terletak di tengah hutan bambu. Jika ingin mengunjungi makam ini, diperlukan usaha ekstra karena akses yang tidak tersedia serta lokasi yang jauh dari pemukiman warga.
Setibanya di lokasi, aura mistis mengintai secara tak kasat mata. Begitu terasa merasuk ke dalam tulang.
Dari mitos yang berkembang, di tempat 3X5 meter inilah tempat riual pesugihan syahwat dilakukan.
Jika dilihat keberadaan makam Roro Mendut tidaklah begitu besar, terlihat tidak terawat, dan terdapat banyak coretan.
Baca Juga: Awas Sariawan Miss V Bisa Sebabkan Penyakit Ini, Kenali Gejalanya Kata dr. Silvia Utomo
Memasuki bangunan makam, bentuk dari pusara Roro Mendut sendiri tidaklah seperti makam pada umumnya.
Bentuknya menyerupai panggung dan di atasnya terdapat kayu yang ditutupi kain putih.
Bekas taburan kembang setaman dan dupa menghiasi sudut makam, menandakan makam ini masih dikunjungi peziarah meski telah hilang pamornya.
Warga sekitar sebenarnya sudah menutup dan dan melarang praktik pesugihan di makam ini, tetapi masih ada saja yang berdatangan untuk ‘ngala berkah’.
Mmasyarakat Desa Gandu pun keberatan dengan para pencari pesugihan karena ritual di makam Roro Mendut ini dilakukan dengan orang lain, meski sudah memiliki pasangan sah.
Para pencinta hal supranatural meyakini bahwa setelah melakukan ritual di Makam Roro Mendut berulang kali, niscaya akan mendapatkan kekayaan yang berlimpah secara singkat.***