MAPAY BANDUNG – Goa Kafir yang terletak di Desa Pamijahan, Tasikmalaya, memiliki misteri yang belum tersingkap hingga sekarang.
Goa yang jarang dikunjungi manusia ini konon sering disalahgunakan oleh pelaku pesugihan untuk mendapatkan harta melimpah.
Keberadaan Goa Kafir Pamijahan sebenarnya tertutup untuk umum. Hanya ular dan berbagai spesies kelelawar yang mendiami goa ini hingga menambah kesan angker.
Uniknya ular yang ada di Goa Kafir Pamijahan disebut sebagai ular siluman yang menjaga pintu masuk goa.
“Goa Kafir Pamijahan sangat jarang dijamah, konon katanya ini adalah salahsatu goa untuk pemujaan (pesugihan),” kata budayawan Sunda, Sumpena Laksana seperti dikutip MapayBandung.com dari kanal YouTube Silet pada Jumat 2 September 2022.
Setelah disambut ular besar yang diduga penjaga goa, para pelaku peziarah akan menemukan berbagai keganjilan seperti lorong yang tak berujung.
Bukan lorong biasa pula. Menurut mitos yang beredar, lorong tersebut dapat menembus ke sejumlah tempat secara gaib.
Tak hanya menuju kawasan Gunung Kawi di Jawa Timur, beberapa lorong tersebut dipercaya menghubungkan goa dengan puncak Gunung Tangkil, Tasikmalaya.
Hanya saja perjalanan tersebut dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kekuatan supranatural yang tinggi.
“Memang di beberapa lorong ini adalah jalan ke Gunung Kawi, Gunung Tangkil, dan Tanjakan Icem yang memakan banyak korban,” tutur Sumpena Laksana.
Baca Juga: 7 Jenis Perkutut Cocok Dipelihara Pedagang dan Pengusaha, Tuahnya Bikin Usaha Lancar Tokcer
Menelisik lebih dalam ke Goa Kafir Pamijahan, terdapat satu tempat yang menyimpan cerita mistis.
Walaupun tempat tersebut tertutup untuk umum, masih ada saja orang-orang yang mencari jalan pintas melakukan pesugihan.
Hal ini dibuktikan dengan jejak-jejak ritual persembahan yang dapat dilihat di sepanjang lorong dinding datar yang diyakini sebagai brankas gaib pesugihan.
Sumpena Laksana menyebut jika batu datar tersebut hanyalah batu biasa. Namun jika ditelisik dengan kekuatan supranatural, batu ini seolah-olah terlihat sebagai tempat mengambil harta dengan jumlah yang melimpah.
“Ini yang dianggap sebagai lemari harta dan akan keluar emas, uang, segala macam berasal dari sini,” ucapnya.
“ Kita melihatnya hanya sebuah batu, namun di luar nalar ini adalah lemari (harta),” sambungnya.
Praktik pesugihan sangatlah bertentangan dengan ajaran agama dan tak ada pula kebaikan yang didapat dari harta secara instan.
Di akhir penelusuran praktik pesugihan di Goa Kafir Pamijahan, Sumpena Laksana berpesan untuk tidak pernah tergoda bersekutu dengan makhluk halus.
“Ini sangat tidak baik, percuma kita hidup kaya di dunia tetapi di akhirat nanti masuk neraka,” pungkasnya.***