Di Luar Nalar! Desa Legetang Banjarnegara Lenyap dalam Semalam, Begini Kisahnya

19 April 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi. Inilah kisah di luar nalar tentang Desa Legetang yang terletak di Bajarnegara yang lenyap dalam semalam. /Pixabay/jpeter2




MAPAY BANDUNG – Kisah lenyapnya Desa Legetang, Banjarnegara, Jawa Tengah pada tahun 1955 masih menjadi misteri.

Bagaimana tidak? Desa Legetang yang terkenal subur makmur lenyap dalam semalam karena longsor yang menerjang.

Tak ayal, seluruh warga Desa Legetang tewas tertimbun material tanah dan lumpur bahkan membenamkan seluruh rumah warga.

Nurhadi sesepuh Desa Pekasiran yang bersebelahan dengan Desa Legetang, mengungkap kisah dan penyebab desa ini ditimpa azab dari Tuhan.

Menurutnya, Desa Legetang adalah desa yang kaya serta memiliki taraf hidup lebih layak dibanding desa sekitarnya.

“Pertanian di sana subur sekali, secara umum peradaban mereka jauh di atas kami,” ucap Nurhadi seperti dilansir MapayBandung.com dari kanal YouTube RJL 5 - Fajar Aditya pada Senin 18 April 2022.

Baca Juga: 3 Kebiasaan Sepele Ini Ternyata Bisa Membuka Pintu Rezeki Kata Ahli Spiritual, Segera Rutinkan

“Kalau dilihat dari kondisi yang ada, betul-betul seperti di luar nalar. Habis satu malam!,” sambungnya.

Karena warganya yang kufur nikmat, maka Allah menimpakan azab berupa hujan lebat disertai longsor hingga membuat desa tersebut terbenam seluruhnya.

Pada tahun 1955, alat berat untuk melakukan evakuasi belum memadai.

Sehingga seluruh warga Desa Legetang yang terbenam longsor dibiarkan begitu saja karena tebalnya material.

“Apa kata embah itu kan enggak evakuasi karena alatnya terbatas,” tutur Nurhadi.

“Di samping itu, jasad secara umum enggak ada yang kelihatan karena sudah tertimbun semuanya,” sambungnya.

Baca Juga: Penderita GERD Mesti Tahu, 6 Cara Ini Wajib Dilakukan Agar Tetap Sehat Saat Puasa Kata dr. Zaidul Akbar

Nurhadi mengungkapkan jika kejadian yang menimpa Desa Legetang termasuk fenomena langka karena tidak ditemukan bekas reruntuhan sama sekali.

“Karena kan sudah jelas, kalau tanah itu longsor maka akan terlihat jelas (sisa reruntuhan bangunan),” kata Nurhadi.

“Kuasa Allah kan seperti itu, jadi kita melihatnya sebetulnya sebuah peringatan,” sambungnya.

Ada asap berarti ada api, itulah peribahasa yang tepat terkait lenyapnya penduduk Desa Legetang.

Selain faktor cuaca, warga sekitar menyebut jika kejadian ini erat kaitannya dengan kebiasaan mereka yang jauh dari agama.

“Ya (maksiat) itu benar dan sering dengar istilah mendem (minum arak) dan judi,” tutur Nurhadi.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Bandung Hari Ini Selasa 19 April 2022, Simak Syarat dan Biayanya

“Masyarakat di situ kalau habis panen, ya ngundang semacam penari erotis,” sambungnya.

Tak hanya itu, ada pula mitos yang menyebut jika penduduk Desa Legetang melakukan kegiatan serupa layaknya kaum Sodom dan Gomorah.

Hanya saja, Nurhadi tidak pernah mendengar cerita tersebut dari orangtuanya.

“Kalau itu dari embah-embah kami belum pernah mendengar cerita seperti itu tapi kalau maksiat memang,” ucapnya.

Untuk mengenang kejadian yang sempat terjadi pada tahun tahun 50an tersebut, warga membuat sebuah monumen yang dapat dikunjungi wisatawan jika berkunjung ke kawasan Dieng.

“Iya betul, ada yang menyebutnya monumen 55 karena peristiwanya kan pas tahun 1955,” tandasnya.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler