Horor! Diduga Bekas Pesugihan, Sosok Pocong Membuat Teror kepada Warga Desa di Banyuwangi

20 Februari 2022, 21:30 WIB
Ilustrasi. Horor! Diduga Bekas Pesugihan, Sosok Pocong Membuat Teror kepada Warga Desa di Banyuwangi /TikTok/@Acie_

 

MAPAY BANDUNG – Peristiwa teror pocong ini sempat dialami Gofur (nama samaran) pada tahun 2002 silam di sebuah desa daerah Banyuwangi, Jawa Timur.

Seperti diketahui, makhluk halus seperti pocong sangat erat kaitannya dengan praktik pesugihan.

Menurut pakar spiritual, sosok pocong yang dipelihara pelaku pesugihan tentu akan meminta sesajen bahkan tumbal sebagai ganti kekayaan.

Namun apa jadinya jika pelaku pesugihan telah meninggal? Tentu pocong akan berkeliaran, memberikan teror, dan mencari majikan yang baru.

Kisah nyata teror pocong pesugihan ini dilansir MapayBandung.com dari kanal YouTube Jody Aditya pada Minggu 20 Februari 2022.

Baca Juga: dr. Zaidul Akbar Sarankan Ganti Nasi dengan Bahan Ini, Agar Berat Badan Auto Turun

Gofur adalah karyawan swasta di kota sekaligus merangkap guru mengaji di kampungnya. Selepas bekerja, ia sering mengajar anak-anak membaca Alquran selepas salat Magrib.

Setelah mengajar ngaji, Gofur pulang ke rumah bersama putri kecilnya yang masih berusia lima tahun.

Ketika tiba di rumah, putri Gofur tiba-tiba saja menangis kencang dan membutuhkan waktu satu jam lamanya hingga putrinya berhenti menangis.

“Kamu kenapa nak, ada yang sakit?,” tanya Gofur.

Putrinya menjelaskan, saat ia membuka pintu rumah terlihat sosok pocong yang menakutkan. Wajahnya rusak dengan belatung yang keluar dari dalam kulitnya.

Mendengar cerita dari anaknya tersebut, Gofur sempat kebingungan.

Dalam benaknya, mungkin anaknya yang masih kecil tengah sakit demam.

Baca Juga: Kolesterol Tinggi Turun Secara Alami Hanya dengan Menghindari Konsumsi Makanan Ini Kata dr. Saddam Ismail

Singkat cerita beberapa hari setelah kejadian tersebut, Gofur yang tengah membersihkan rumah mendapat gangguan yang tak biasanya.

Beberapa kali setelah Gofur memindahkan perabot, ia merasakan suara helaan nafas dari arah dapur.

Setelah dicek, ternyata tidak ada siapa pun di area dapur. Namun ketika Gofur mematikan lampu, dilihatnya siluet sosok pocong yang tengah berdiri di samping pintu kulkas.

Kemudian dinyalakan kembali lampu dan sosok bayangan tersebut menghilang. Gofur yakin betul jika sosok yang dilihatnya adalah pocong yang tengah mengganggunya.

Segera Gofur membawa segenggam garam kemudian ditaburkan di sekitar rumah sebagai bentuk tolak bala.

Setelah kejadian tersebut, Gofur berkumpul dengan para warga dan membahas jika lingkungannya sekarang tidak aman karena teror pocong yang tengah berkeliaran.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Kota Bandung Minggu Ini, 21 Sampai 27 Februari Beserta Syarat dan Biayanya

Tak hanya membuat teror, keberadaan pocong di lingkungan desa tersebut membuat beberapa pengendara motor terjatuh hingga serangan jantung karena kaget.

Termasuk yang terjadi pada istrinya yang harus masuk rumah sakit karena cedera punggung akibat terjatuh setelah melihat pocong.

Karena teror yang tak berkesudahan, Gofur dan para warga berinisiatif untuk mendatangi beberapa tokoh agama kemudian membahas pocong yang mulai meresahkan.

Dari pertemuan tersebut disepakati jika para ibu dan anak-anak diwajibkan untuk mengaji selepas Isya di rumah masing-masing.

Di saat yang bersamaan, Gofur, bapak-bapak, dan beberapa tokoh masyarakat berkumpul di rumah seorang kyai untuk mencoba berkomunikasi dengan sosok pocong yang kerap mengganggu ketenangan warga.

Baca Juga: Mulai Besok, Ratusan Pengrajin Tahu Tempe Se-Jabodetabek Akan Mogok Produksi Secara Serentak

Singkat cerita, kyai tersebut mengungkap bawah pocong yang kerap terlihat di pemukiman warga adalah peliharaan seorang warga yang telah meninggal.

Pocong tersebut berkeliaran karena pemiliknya sudah tidak memberikan sesajen kepadanya. Konon pocong liar tersebut digunakan untuk pesugihan dan kebingungan setelah ditinggal tuannya.

Setelah komunikasi yang singkat terjalin, sang kyai mengusir pocong. Sosok pocong tersebut sepakat untuk tidak kembali kembali ke kampung dan pergi bebas ke tempat asalnya di sebuah alas atau hutan di Banyuwangi.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler