MAPAY BANDUNG – Praktisi supranatural Mbah Firman mengungkap praktik penglaris dagangan yang sering ditemukan pada warteg.
Menurut Mbah Firman, ciri-ciri penglaris dagangan pada warteg hampir sama dengan pesugihan ludah pocong.
Praktik penglaris dagangan ini tidak dianjurkan karena sangat menjijikan dan jauh dari perintah agama.
Baca Juga: Makan Konate Foto Bareng Nabil Husein, Fix Gabung Borneo FC?
Saat melihat warteg maupun restoran yang selalu ramai dikunjungi pembeli, tak jarang anggapan menggunakan penglaris dagangan muncul.
Padahal belum tentu warung makan atau warteg menggunakan penglaris dagangan untuk membuat usahanya ramai.
Sebagai pembeli haruslah berbaik sangka. Hanya saja, penting untuk selalu waspada dengan berbagai kemungkinan warteg memakai penglaris dagangan.
Baca Juga: Ngeri! Inilah 5 Dampak Buruk Pesugihan Buto Ijo, Salahsatunya Minta Tumbal Anak Balita
Baca Juga: Benarkah Pesugihan Putih Tidak Membutuhkan Tumbal? Simak Penjelasan Pakar Spiritual Ini
“Penglaris hitam biasanya melibatkan jin peludah dalam bentuk pocong yang meludahi makanan sebelum disajikan kepada konsumen. Sehingga makanan terasa nikmat sampai konsumen akan datang lagi ke warung makan,” kata Mbah Firman seperti dilansir MapayBandung.com dari kanal YouTube pribadinya pada Sabtu 25 November 2021.
Menurutnya, praktik penglaris dagangan akan membuat energi negatif masuk ke dalam tubuh konsumen saat mencoba mengonsumsi makanan.
Tidak jarang, orang dengan ketakwaan tinggi akan terasa mual jika makan di warteg yang diduga menggunakan penglaris dagangan.
Agar pembeli terhindar dari praktik penglaris dagangan pada warteg, penting diketahui 4 ciri yang mudah ditemukan berikut ini.
1. Amati panci dan kuali di warung makan
Warteg yang diduga memakai penglaris dagangan, biasanya terdapat panci atau periuk yang hanya boleh dibuka oleh pemiliknya.
Baca Juga: Jarang Orang Tahu, Kenali Tumbuhan Ini yang Mampu Cegah Keguguran Kata dr. Zaidul Akbar
Pembeli dan karyawan lain tidak diperbolehkan untuk untuk melihat isi dalam panci dagangan yang berisi nasi atau kuah. Dipercaya, isi dalam panci telah diberikan doa-doa tertentu untuk penglaris dagangan.
2. Tempat cuci piring terpisah dari tempat makan
Menurut Mbah Firman, tempat cuci piring pengguna penglaris dagangan biasanya berada sangat jauh dan terpisah dari bangunan warteg.
Praktik tidak wajar seperti ini perlu diwaspadai karena adanya indikasi memakai ilmu penglaris dagangan.
Baca Juga: Tanpa Tumbal Apapun, 3 Ritual Pesugihan Putih Ini Mampu Datangkan Rezeki Seluas Pantai Selatan
3. Centong nasi dibungkus kain
Menurut kepercayaan masyarakat kejawen, centong nasi yang dibungkus kain putih adalah bagian dari ilmu penglaris dagangan dengan tujuan membuat nasi lebih pulen.
4. Rasa makanan berubah setelah berdoa
Semua agama menganjurkan untuk berdoa sebelum makan, hal ini diwajibkan karena akan membuat makanan yang dikonsumsi menjadi berkah dan menyehatkan diri.
Perlu diwaspadai, salahsatu ciri warteg yang diduga memakai penglaris dagangan adalah makanan tidak terasa nikmat setelah berdoa. ***