Sejarah Kelam Gua Belanda Tahura Bandung yang Kental dengan Penyiksaan Pekerja di Zaman Kolonial

27 Agustus 2021, 11:50 WIB
Menguak misteri di Tahura Ir. H. Djuanda Dago, Bandung. /Deddy Mulyana/prfmnews.id



MAPAY BANDUNG - Tim Youtube Radio PRFM 107.5 News Channel mengulik sejarah pendirian gua Belanda di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Bandung.

Setelah melakukan mediasi, ternyata sejarah gua Belanda amat sangat kelam dan kental dengan penyiksaan di zaman kolonial. Berikut kisah singkatnya.

Tim PRFM melakukan mediasi dengan penunggu di gua Belanda dengan menggunakan seorang mediator untuk mengulik kisah yang sebenarnya terjadi.

Baca Juga: KABAR BAIK ! Masyarakat Boleh Pakai Vaksin Nusantara, Simak Syaratnya

Pada saat melakukan mediasi, penunggu yang tidak ingin disebutkan namanya itu merupakan penjaga gua tersebut, sebut saja “mbah penjaga”.

Saat ditanyai mengenai kisah apa saja yang terjadi di sana, mbah penjaga menjawab banyak sekali kejadian yang terjadi di gua Belanda ini.

Ia menceritakan pada zaman dahulu banyak pekerja yang kelaparan, penyiksaan dan juga pemerkosaan, bahkan sesama jenis.

Lantas mbah penjaga pun ditanyai bentuk apa penyiksaan yang dilakukan dahulunya di gua Belanda ini.

“Iya seperti kamu sekarang kerja tidak benar dimarahin sama atasan kamu! Nah Seperti itu. Ada yang sampai meninggal, dulu kamu pingin tahu, tempat pembuangan semua (sambil menunjuk ke depan). Dibiarkan (jasadnya),” tutur penunggu gua Belanda, dikutip MapayBandung.com, Jumat 27 Agustus 2021.

Baca Juga: Sinopsis Film Big Game: Aksi Bocah Pemalu Selamatkan Nyawa Presiden AS di Bioskop TransTV

Mbah penjaga juga mengatakan pada saat ini banyak masyarakat yang sengaja mengunjungi gua Belanda untuk mencari ilmu “kadugalan”.

Ilmu yang mereka cari berupa kekuatan mistis yang membuat tubuh mereka kuat.

Contohnya seperti tidak terluka ketika disayat pisau.

Semenjak gua ini dibangun, mbah penjaga memiliki perasaan pilu saat mengingat banyak pekerja yang dikurung kelaparan.

“Banyak yang saya rasakan. Dahulu, mau nolongin gak bisa, banyak yang meninggal, pada kelaparan di kurung. Kelaparan tuh bukannya digimanain-gimanain. Pada kelaparan, dikurung, ada 100 orang di dalam satu kamar. Pada meninggal berdesak-desakan. Terus kerja, dikasih makan enggak,” ucap mbah penjaga.

 

Baca Juga: Daripada Bahas Amandemen UUD 1945, Perludem Minta Pemerintah Fokus Tangani Covid-19

Ia juga menyampaikan saat memasuki kawasan gua Belanda sebaiknya pengunjung bersikap sopan.

Karena apabila pengunjung tersebut tidak sopan dan berkata kasar, maka mereka akan dirasuki atau diganggu oleh penunggu-penunggu lain yang jahil.

Mbah penjaga lalu berpesan kepada kita untuk selalu menjaga bumi, dan juga tidak boleh meinggalkan shalat lima waktu.

“Jaga ini dunia, jangan dipake tidak benar. Dan jangan lupa tah yang lima waktu (shalat). Orang-rang sekarang mah pada susah disuruh,” pesannya.

Baca Juga: Hiii Serem ! Pengalaman Sopir Ambulans yang berkunjung Ke Warung Gaib Di Cadas Pangeran Sumedang

Untuk diketahui, gua Belanda dibangun pada tahun 1918 dan selesai sekitar tiga tahun.

Pada awalnya gua ini dimanfaatkan untuk menjadi saluran air sebagai pembangkit listrik.

Kemudian gua ini beralih fungsi menjadi benteng pertahanan, dan juga sempat dijadikan pusat siaran radio.

Dan kini, gua Belanda yang berada di kawasan Tahura Djuanda menjadi salah satu objek wisata favorit di Bandung.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler