Kemenkes Ungkap Hubungan Vaksin COVID-19 dengan Kasus Gagal Ginjal pada Anak, Ini Hasilnya

- 20 Oktober 2022, 09:35 WIB
Apakah ada hubungan antara vaksin COVID-19 dengan lonjakan kasus gagal ginjal pada anak? Ini kata Siti Nadia
Apakah ada hubungan antara vaksin COVID-19 dengan lonjakan kasus gagal ginjal pada anak? Ini kata Siti Nadia /YouTube/Sekretariat Kabinet

MAPAY BANDUNG – Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi ungkap hubungan vaksin COVID-19 dengan melonjaknya kasus gagal ginjal pada anak.

Tercatat sejak akhir Agustus 2022, Kemenkes dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan peningkatan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal.

Dari temuan tersebut, kasus gangguan ginjal akut misterius ini didominasi anak dengan rentang usia di bawah usia 5 tahun.

Baca Juga: Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak Melonjak, RSHS Bandung Tangani 12 Anak dengan Rentang Usia Berikut

"Peningkatan kasus ini berbeda dengan yang sebelumnya dan saat ini penyebabnya masih dalam penelusuran dan penelitian," ucapnya seperti dikutip MapayBandung.com dari ANTARA pada Kamis 20 Oktober 2022.

Tercatat hingga Selasa 18 Oktober 2022, sebanyak 206 anak dari 20 provinsi mengalami kasus gangguan atau gagal ginjal akut.

Sedangkan angka kematian yang terjadi sebanyak 99 anak, dengan angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65 persen.

Bersama BPOM, Ahli Epidemiologi, IDAI, Farmakolog dan Puslabfor Polri, Kemenkes melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti yang menyebabkan gangguan ginjal akut.

Tak hanya itu, Kemenkes melakukan penelitian terkait hubungan antara vaksin COVID-19 dengan melonjaknya kasus gagal ginjal pada anak di Indonesia.

Baca Juga: Sinopsis Black Adam yang Sudah Tayang di Bioskop Indonesia

"Dari hasil pemeriksaan, tidak ada bukti hubungan kejadian gagal ginjal akut dengan Vaksin COVID-19 maupun infeksi COVID-19,” kata Siti Nadia.

Ia menegaskan jika vaksin COVID-19 tidak berhubungan dengan lonjakan kasus yang terjadi karena anak berusia kurang dari 6 tahun belum mendapat vaksin COVID-19.

“Karena (Kasus gagal ginjal pada anak) umumnya menyerang anak usia kurang dari 6 tahun, sementara program vaksinasi belum menyasar anak usia 1 hingga 5 tahun,” imbuhnya.

Selain menjawab hubungan antara vaksin COVID-19 dengan kasus gagal ginjal, Kemenkes RI menemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan penyakit gagal ginjal akut.

Siti Nadia mengungkap jika hasil ini ditemukan pada sisa sampel obat yang dikonsumsi pasien di Indonesia.

"Temuan itu dari pemeriksaan di Indonesia, tetapi belum dapat disimpulkan senyawanya,” ujarnya.

“Karena temuan awal inilah, makanya pemerintah berupaya melakukan langkah antisipasi," imbuhnya.

Baca Juga: Soal Skenario Ferdy Sambo, Brigjen Hendra Klarifikasi Karangan Cerita ke Bharada E, RR dan Kuat Ma'ruf

Di lain pihak, Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengatakan upaya mencegah laju kasus gagal ginjal akut tengah dilakukan pemerintah.

Langkah pertama yang adalah menghentikan sementara penjualan obat sirup flu, penurun demam, dan jenis lainnya, hingga menerbitkan panduan tata laksana penanganan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan.

“Mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan,” pungkasnya.***

Editor: Haidar Rais

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x