Bernarkah Kasus Ginjal Anak Misterius pada 156 Anak di Indonesia karena Virus? Simak Penjelasan Kemenkes

- 18 Oktober 2022, 08:45 WIB
Kemenkes bentuk tim khusus tangani kasus ginjal misterius pada anak di Indonesia.
Kemenkes bentuk tim khusus tangani kasus ginjal misterius pada anak di Indonesia. /Pixabay/Victoria_rt

MAPAY BANDUNG – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengumumkan sejumlah gejala yang umum dialami pasien gangguan ginjal akut misterius pada 156 anak dan bayi.

Tak berbeda dengan Indonesia, kasus yang menyebabkan kematian pada 70 anak di Gambia, Afrika Barat ini memiliki gejala seperti perubahan frekuensi warna dan jumlah urine pada anak. Adapun perubahan warna urine menjadi kuning gelap.

IDAI menyebut kasus ginjal misterius pada anak ini akan menyebabkan urine berkurang kurang dari 0,5 ml/kg/jam pada bayi atau sanga anak juga bayi tidak mengeluarkan usama sekali selama 6 sampai 8 jam saat siang hari.

Baca Juga: WASPADA! inilah 7 Ciri Ginjal Bermasalah, Mulai dari Mual, Kaki Bengkak hingga Warna Urine Berubah

Dikutip MapayBandung.com dari ANTARA pada Selasa 18 Oktober 2022, Kemenkes tengah meneliti keterkaitan sejumlah virus dan bakteri yang memicu kasus gangguan ginjal akut misterius yang kini telah masuk ke Indonesia.

"Tim kami sudah dibentuk, Kemenkes selalu meng-'update' perkembangan atas pengamatan surveilans dan dicari penyebabnya dengan penyelidikan epidemiologi," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu.

Maxi mengungkap, Kemenkes bersama sejumlah peneliti dari perguruan tinggi serta organisasi profesi sedang melakukan pemeriksaan genom terkait keterkaitan virus leptospirosis atau penyakit bakteri.

Virus ini disebut menyebar melalui air seni manusia dan hewan yang terinfeksi.

Tak hanya itu, tim khusus ini melakukan penelitian pula terhadap pengaruh virus influenza hingga adenovirus pada pasien ginjal akut misterius pada anak.

Baca Juga: Hati-hati Jika Tanda Ini Muncul di Sekitar Area Wajah, Itu Merupakan Gejala Ginjal Rusak Kata dr. Zaidul Akbar

Maxi menyebut jika ketiga virus diduga kuat sebagai faktor utama pemicu gangguan ginjal akut misterius yang kini telah menyerang Indonesia.

Hingga Senin 17 Oktober 2022, data Kemenkes mengungkapkan jumlah kasus gangguan ginjal akut misterius yang dilaporkan mencapai total 156 kasus.

Peta penyebaran gangguan kasus ginjal misterius pada anak terbanyak berasal dari DKI Jakarta dan Jawa Barat.

"Setiap ada gejala, kami langsung teliti. Umumnya dilaporkan dari Pulau Jawa," ujar Maxi.

Baca Juga: Komnas Perempuan Minta Proses Hukum Rizky Billar Dilanjutkan Meski Laporannya Dicabut, Supaya Tidak Terulang

Sementara itu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memastikan empat produk obat batuk sirup mengandung paracetamol yang diduga memicu kematian puluhan anak di Gambia, tidak terdaftar di Indonesia.

BPOM terus melakukan pengawasan secara komprehensif pre-market dan post-market dari peredaran produk keempat produk yang diduga menyebabkan kasus ginjal misterius pada anak ini.

"BPOM terus melakukan pengawasan rutin terhadap produk obat yang beredar," sesuai dengan keterangan resmi BPOM yang dikonfirmasi melalui Humas BPOM RI.

Mengutip Reuters, hingga hari ini sebanyak 70 anak di Gambia dilaporkan meninggal dunia usai mengonsumsi obat batuk sirup mengandung paracetamol.

Keempat produk obat batuk sirup tersebut di antaranya Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup.***

 

Editor: Haidar Rais

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x