Jangan sampai, pidana dari jatuhnya suporter di Indonesia menguap begitu saja seperti hilangnya nyawa dua bobotoh di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Juni lalu.
Baca Juga: Pilu! Bocah Ini Jadi Yatim Piatu Usai Orangtuanya Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan
Tidak hanya itu, Presiden Jokowi juga harus memberikan perhatian terhadap dunia sepak bola di Indonesia yang sering kali ricuh dan menelan korban jiwa.
Sebelumnya, laga Derby Jawa Timur yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu 1 Oktober malam berakhir ricuh.
Setelah peluit pertandingan berakhir, sejumlah oknum suporter merasa kecewa dan meluapkan emosinya dengan memasuki lapangan.
Keadaan semakin tidak terkendali, Aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan beralih menyerang aparat keamanan.
Petugas keamanan lantas memberikan tindakan tegas dengan menembakkan gas air mata ke arah suporter tersebut.
Hal itu membuat suporter panik, mencoba menyelamatkan diri, namun harus berdesakan, yang menyebabkan sesak napas hingga meninggal.***