Team ini dibentuk nantinya untuk menjaga tata kelola data yang baik dan juga menjaga kepercayaan publik di Indonesia.
“Jadi akan ada 'emergency response team', (anggotanya) dari BSSN, Kominfo, Polri, dan BIN untuk melakukan asesmen-asesmen berikutnya," tambah Johnny.
Selain itu Johnny juga mengaku adanya keterbatasan pemerintah dalam melakukan komunikasi publik.
"Saya mengajak rekan-rekan media, ini data sangat strategis dan data juga bisa terkait dengan sovereignty, kedaulatan kita, termasuk sangat geopolitis,” tegas Johnny.
Sehingga ia pun meminta agar media jangan sampai memberitakan sesuatu yang memberikan dampak kebingungan kepada masyarakat.
Ini dikarenakan banyak hal-hal teknis yang kadang salah kutip dan mengakibatkan satu dengan lainnya saling mem-bully.
Baca Juga: Heboh Hacker Bjorka Klaim Retas Data Negara, Mahfud MD: Bukan Data Rahasia, Cuman Dokumen Biasa
Selanjutnya Johnny juga berharap ketika menghadapi serangan peretasan dapat dibangun kekuatan nasional serta bergotong royong untuk menghadapi semua bahaya, termasuk dalam ruang digital.
"Bahaya dalam ruang digital tersebut adalah bentuknya tindakan kriminal digital. Ini harus kita jaga bersama-sama, bangun kerja bersama,” ujar Johnny.