Hasto Wardoyo Sebarkan Bahaya Stunting dan Pernikahan Dini, Pengaruhi Kemampuan Intelektual Anak

- 18 Juli 2022, 15:28 WIB
Hasto Wardoyo Ungkap Jika Stunting Bisa Karena Lingkungan yang Kurang Bersih, Begini Alasannya
Hasto Wardoyo Ungkap Jika Stunting Bisa Karena Lingkungan yang Kurang Bersih, Begini Alasannya /Instagram @dokterhasto/

MAPAY BANDUNG - Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkap bahaya stunting dan pernikahan dini pada anak-anak.

Menurut dia, salah satu penyebab stunting marak tak lepas dari penikahan dini. Sebab, ketika wanita yang secara fisik dan mental belum cukup maka potensi stunting makin besar.

Hasto menambahkan, pernikahan dini berarti anak di bawah umur yang masih harus tumbuh dan berkembang tapi malah mengandung anak.

Sehingga janin yang di kandungnya ini mengambil kalsium ibunya dari dalam rahim. Tubuh janin yang memerlukan vitamin dan kandungan lainnya untuk pertumbuhan menjadi tak maksimal saat sang ibu masih dalam tahap pertumbuhan.

Baca Juga: 45 Kunci Jawaban Barang Bawaan MPLS, dari Snack Melayang sampai Ikan Masuk Angin

"Orang yang masih harus tumbuh, malah harus menumbuhkan orang lain yang akhirnya pertumbuhan janinnya mengalami stunting saat lahir," ungkapnya saat kegiatan Forum Pimred PRMN dengan tajuk "Klarifikasi: Nikah Mudah Bikin Anak Stunting?", Senin 18 Juli 2022.

Tak hanya membuat bayi menjadi pendek, stunting pun membuat intelektual anak dan kesehatan anak nantinya terganggu.

"Ketika stunting itu punya konsekuensi 3 yakni stunting pasti pendek, tapi pendek belum tentu stunting, kemudian kemapuan intelektualnya hilang atau terganggu, dan ketika sudah tua sekitar usia 40 hingga 45 akan sering merasa sakit-sakitan," terangnya.

Baca Juga: Garut Banjir Bandang, BPBD Garut Sebut Akan Konsentrasi Evakuasi Warga Korban Banjir

Mirisnya, secara total di Indonesia kasus stunting kini mencapai 24,4 persen.

Kemudan jika merujuk pada data angka pernikahan di bawah usia 14 tahun dan hamil di usia tersebut kini berada di rata-rata 22 per 1000.

Untuk itu, BKKBN pun saat ini berusaha untuk terus memperbaiki dalam menangani stunting yang ada di Indonesia dan targetnya di tahun 2024 bisa mencapai 14% dengan melakukan serangkaian kampanye dan strategi.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah