Erat Kaitan dengan Masa Julius Caesar, Begini Fakta dan Sejarah Tahun Kabisat 29 Februari 2024

28 Februari 2024, 12:30 WIB
Ilustrasi: Di tahun kabisat, bulan Februari yang biasanya berjumlah 28 hari akan bertambah satu hari dan memiliki tanggal 29 atau berjumlah 29 hari. /phuc_Toan/Pixabay

BRAGA, MAPAYBANDUNG.COM - Tahun 2024 bisa dibilang menjadi tahun yang cukup istimewa, sebab pada tahun ini kita akan merasakan tahun kabisat 4 tahun sekali di bulan Februari.

Di tahun kabisat, bulan Februari yang biasanya berjumlah 28 hari akan bertambah satu hari dan memiliki tanggal 29 atau berjumlah 29 hari.

Baca Juga: Kapan Pilkada 2024 Digelar? Simak Ini Jadwal Lengkap Serta Tahapan Pilkada 2024

Lantas seperti apa sejarah tahun kabisat 29 Februari ini? Simak berikut ulasan selengkapnya yang telah tim redaksi MapayBandung.com rangkum untuk anda.

Tahun kabisat 29 Februari dilatarbelakangi gerak semu tahunan matahari 365,25 hari. Dilansir dari NU Online, Rabu 28 Februari 2024, keberadaan tahun kabisat 29 Februari juga erat kaitannya dengan masa Julius Caesar.

Seperti diketahui, Julius Caesar merupakan seorang tokoh Romawi yang sangat terkenal pada zamannya (sekitar 13 Juli 100 SM–15 Maret 44 SM).

Baca Juga: Miris! Memiliki Sawah Seluas 53.000 Hektare, Daerah Ini Malah Menjual Beras Merah Seharga Rp20 Ribu per Kilo

"Di masa Julius Caesar diketahui gerak semu tahunan matahari adalah 365,25 hari sehingga ditetapkan jumlah hari dalam setahun adalah 365 hari," kata Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah PBNU, Muh Ma'rufin Sudibyo.

Untuk masa sisanya, yakni 0,25 hari per tahun, akan terkumpul menjadi satu hari setiap empat tahun sekali. Untuk itu, maka setiap empat tahun sekali jumlah dalam setahun itu menjadi 366 hari (tahun kabisat).

Sudibyo menjelaskan, rumusan ini berlaku hingga 16 abad penanggalan Syamsiyyah atau berdasarkan matahari berikutnya. Meskipun sekitar 400 tahun pasca Julius Caesar, disadari bahwa gerak semu tahunan matahari adalah sedikit lebih kecil dibanding 365,25 hari.

Baca Juga: Kapan Awal 1 Ramadhan 2024 Versi Muhammadiyah dan Pemerintah? Simak Info Lengkapnya

Dengan begitu, pada masa konsili Nicea, diputuskan ada 3 tanggal di tahun 325 Miladiyah yang dihapus.

"Sehingga titik musim semi, yakni saat posisi matahari tepat berada di titik potong ekliptika dan ekuator langit, tetap terjadi pada 20 / 21 Maret, sesuai aturan kalender," katanya.

Kemudian, baru di tahun 1582 Miladiyah dilakukan koreksi selanjutnya yang lebih detail. Ditetapkan bahwa pada tahun itu terdapat 10 tanggal yang dihapus.

Selanjutnya dirumuskan bahwa tahun kabisat adalah tahun-tahun non-abad yang habis dibagi empat dan tahun-tahun abad (misalnya 1600, 1700 dst) yang habis dibagi 400.

Februari tetap berperan sebagai 'bulan sisa' yang menampung sisa hari, dalam setahun yang belum terakomodasi di bulan-bulan yang lain.

Di masa kekuasaan Augustus, yang menetapkan bulan Sixtilius menjadi Agustus dengan panjang hari menjadi 31 hari (semula 30 hari), maka posisi bulan Februari menjadi lebih pasti, yakni dengan jumlah hari sebanyak 28 (untuk tahun biasa).***

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler