Tragedi Kanjuruhan Jadi Peristiwa Terburuk Sepak Bola Nasional, IPW: Iwan Bule Harusnya Mundur

4 Oktober 2022, 09:45 WIB
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule diserang netizen gara-garanya salah menyampaikan ucapan pembuka saat konferensi pers di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu, 2 Oktober 2022. (Foto: Instagram/@mochamadiriawan84) /



MAPAY BANDUNG - Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule seharusnya mundur usai tregedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Sebab tragedi tersebut menjadi peristiwa terburuk sepanjang sejarah sepak bola nasional, setelah menyebabkan 125 orang meninggal.

Hal itu disampaikan Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso dalam keterangannya, Minggu 2 Oktober 2022.

“Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule seharusnya malu dan mengundurkan diri dengan adanya peristiwa terburuk di sepak bola nasional,” katanya.

Baca Juga: 17 Nama Bayi Perempuan Modern Terbaru, Bermakna Cantik dari Rangkaian 3 Kata, Dijamin Tidak Pasaran

IPW juga mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencabut izin penyelenggaraan kompetisi yang dilaksanakan PSSI sebagai bahan evaluasi menyusul tragedi Kanjuruhan.

Sugeng mengatakan bahwa Polri perlu menganalisis sistem pengamanan yang dilakukan anggotanya dalam mengendalikan kericuhan di sepak bola.

“IPW mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mencabut izin penyelenggaraan sementara seluruh kompetisi liga yang dilakukan PSSI sebagai bahan evaluasi,” tuturnya.

Dia menegaskan jatuhnya korban tewas di sepak bola nasional ini harus diusut tuntas pihak kepolisian.

Jangan sampai, pidana dari jatuhnya suporter di Indonesia menguap begitu saja seperti hilangnya nyawa dua bobotoh di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Juni lalu.

Baca Juga: Pilu! Bocah Ini Jadi Yatim Piatu Usai Orangtuanya Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan

Tidak hanya itu, Presiden Jokowi juga harus memberikan perhatian terhadap dunia sepak bola di Indonesia yang sering kali ricuh dan menelan korban jiwa.

Sebelumnya, laga Derby Jawa Timur yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu 1 Oktober malam berakhir ricuh.

Setelah peluit pertandingan berakhir, sejumlah oknum suporter merasa kecewa dan meluapkan emosinya dengan memasuki lapangan.

Baca Juga: Bikin Haru! Lesti Kejora Jadi Korban KDRT, Sang Ayah Unggah Foto Keluarga, Netizen Spekulasi Seperti Ini

Keadaan semakin tidak terkendali, Aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan beralih menyerang aparat keamanan.

Petugas keamanan lantas memberikan tindakan tegas dengan menembakkan gas air mata ke arah suporter tersebut.

Hal itu membuat suporter panik, mencoba menyelamatkan diri, namun harus berdesakan, yang menyebabkan sesak napas hingga meninggal.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler