إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الجَّنَةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ
Artinya, “Ketika masuk bulan Ramadhan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup,” (HR Bukhari dan Muslim).
Namun, UAS menyebut, hadits tersebut tak bisa ditangkap secara harfiah.
Baca Juga: Simak! Inilah Tiga Persiapan Penting Menyambut Bulan Ramadhan yang Umat Muslim Harus Ketahui
Karena jika diartikan secara harfiah, hadits tersebut seolah menerangkan bahwa setan benar-benar dibelenggu secara fisik.
Padahal menurur UAS, makna hadits tersebut harus dicerna secara gramatikal.
UAS mengatakan, penafsiran hadits tersebut pernah dibahas dalam kitab Imam Nawawi.
Dikutip dari kitab Minhaj karya Imam Nawawi, makna kata belenggu merupakan sebuah perumpamaan. Setan seolah-olah terikat karena iman manusia begitu kuat saat Ramadhan.