Dalam beragagai riwayat, Yakjuj Makjuj dikurung pada benteng atau tembok yang dibuat oleh raja hebat pada masanya.
Tembok yang dibuat menggunakan besi tahan karat ini mampu menahan benturan fisik dan tidak termakan waktu.
Pendapat tentang keberadaan tembok Raja Zulkarnain pun hingga kini masih diperdebatkan. Tidak hanya dalam bentuk fisik, keberadaan tembok Yakjuj Makjuj dapat diartikan sebagai bentuk perisai keimanan kepada Allah.
“Hakikat tembok ini bukanlah bentuk fisik, ada orang-orang yang sudah digoda oleh pasukan jin yang mampu merubah sikap dan perilaku manusia,” tuturnya.
Ustadz Adi Hidayat menambahkan, tembok yang paling kuat tidak berasal dari besi melainkan perisai iman yang terdapat dalam hati.
Seperti diketahui, akan ada banyak hal yang mampu menjerumuskan manusia kepada jurang kesesatan yang dilakukan oleh jin dan setan.
Hal ini tertuang dalam Al-quran jika setan akan menggoda anak cucu adam dari berbagai sisi namun, ada satu sisi yang tak dapat ditembus yaitu hati yang dibentengi sifat ikhlas.
“Ketika benteng (tembok atau perisai) hatinya runtuh maka semua bisa masuk,” ucap ustadz Adi Hidayat.