Diperingati 28 September 2023, Ini Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang Perlu Diketahui

18 September 2023, 17:15 WIB
Maulid Nabi Muhammad SAW selalu diperingati umat Islam di seluruh dunia termasuk Indonesia setiap tanggal 12 Rabiul Awal pada kalender Hijriyah. /Pixabay

MAPAY BANDUNG - Berikut ini adalah sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang akan diperingati pada Kamis 28 September 2023 mendatang.

Seperti diketahui, Maulid Nabi Muhammad SAW selalu diperingati umat Islam di seluruh dunia termasuk Indonesia setiap tanggal 12 Rabiul Awal pada kalender Hijriyah.

Hari tersebut ditetapkan sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, karena bertepatan dengan tanggal kelahiran Rasulullah.

Baca Juga: Kenali 9 Gejala Sihir dan Santet yang Datang dari Makanan, Salah Satunya Korban Jadi Sering Halu

Di beberapa negara di dunia, umat Islam memiliki cara tersendiri dalam menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Beberapa di antaranya melakukan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan akulturasi budaya yang terjadi pada daerah.

Lalu, seperti apa sejarah awal mula peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW?

Baca Juga: 5 Tradisi Unik Sambut Maulid Nabi di Sejumlah Negara, dari Berbagi Permen Sampai Menonton Film Religi

Dikutip MapayBandung.com dari jurnal Peringatan Maulid Nabi (Tinjauan Sejarah dan Tradisinya di Indonesia), Senin 18 September 2023, seorang dosen Ilmu Keislaman memaparkannya.

Berdasarkan pemaparannya, terdapat dua versi terkait peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Versi pertama yaitu peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang pertama kali diadakan pada masa pemerintahan Mu’iz Dinillah II.

Baca Juga: Ustadz Faizar Ungkap Bahaya Sihir dari Makanan, Beda Target Sasaran Beda Efek yang Dirasakan

Mu’iz Dinillah II merupakan dinasti Fathimiyah di Mesir pada pertengahan abad 4 Hijriyah.

Dosen Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan Genggong Kraksaan Probolinggo, Moch Yunus menjelaskan, pada masanya peringatan yang berlangsung setiap tahun tersebut tidak berlangsung lama.

Hal itu dikarenakan pemerintahan Al-Afdhal bin Amir Juyusy melarang pelaksanaannya dan itu bertahan lebih dari 100 tahun.

Baca Juga: Tak Bisa Dianggap Sepele! Ini 4 Cara Pengobatan Ilmu Sihir yang Datang dari Makanan Kata Ustadz Faizar

Kemudian pada pertengahan abad 6 Hijriyah, pemerintahan baru Dinasti Fahthimiyah yang juga sekaligus imam, Amir II Ahkamillah kembali menghidupkan peringatan hari kelahiran Rasulullah.

Sementara versi kedua, Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali diperingati pada masa pemerintahan Khalifah Mudhaffar Abu Said yang juga berasal dari Mesir.

Pada masa pemerintahan itu, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diselenggarakan secara besar-besaran.

Baca Juga: Heboh Yakjuj Makjuj Terkurung Dibalik Tembok Cina, Ustadz Khalid Basalamah Jelaskan Buktinya

 

Singkat cerita, pada mulanya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada masa itu ditentang oleh para ulama.

Para ulama menilai, peringatan hari kelahiran tidak sesuai ajaran Islam. Namun Salahuddin Al Ayyubi berhasil meyakinkan, bahwa perayaan hanya bersifat syiar bukan ritual.

Permintaan Salahuddin Al Ayyubi kemudian disetujui oleh para ulama yang sebelumnya menentang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Kemudian, Khalifah An-Nashir di Baghdad, Irak juga ikut menyetujui usulan Salahuddin Al Ayyubi.

Atas usulan tersebut, pada musim haji tahun 1183 Masehi, An-Nashir meminta jamaah menyiarkan perayaan maulid Nabi ke seluruh jamaah yang hadir untuk disebarkan ke negara asalnya.***

____________________________________

Ikuti berita terbaru lainnya dengan mengikuti artikel MapayBandung.com selengkapnya di Google News, KLIK DI SINI.

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler