Ini Keutamaan dan Makna Hari Raya Idul Fitri Menurut Islam yang Jarang Diketahui

22 April 2023, 10:30 WIB
ilustrasi-Idul Fitri 1 Syawal 1444 hijriah /Pixabay.com/mohamed_hassan / 6114 images /

MAPAY BANDUNG - Berikut ulasan mengenai keutamaan dan makna dari Hari Raya Idul Fitri menurut islam.

Umat Islam kini tengah merayakan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

Tradisi yang biasanya terjadi jika bertepatan pada momen Hari Raya Idul Fitri ini selai saling mengucapkan permintaan maaf, semua orang muslim juga akan berziarah kubur untuk mendoakan keluarga yang sudah tiada.

 

Baca Juga: Catat! Jangan Balik di Tanggal Ini, Menhub: Puncak Arus Balik Lebaran

Membahas mengenai Hari Raya Idul Fitri, sejarah dari hari yang mulia tersebut tentunya tidak bisa lepas dari dua peristiwa, yaitu peristiwa perang badar dan hari raya masyarakat jahiliyah.

Dilansir MapayBandung.com dari Nu Online 18 April 2023, inilah ulasan mengenai sejarah Hari Raya Idul Fitri menurut islam, yang mrliputi 2 peristiwa pada hari yang mulia tersebut

1. Yang pertama yaitu pada awalnya sebuah pelaksanaan hari raya Idul Fitri dilakukan pada tahun ke-2 Hijriah. Momen tersebut bertepatan dengan sebuah kemenangan dari kaum Muslimin dalam perang badar. Kemenangan tersebut tentunya menjadi sebuah sejarah besar hang menyatakan bahwa di balik perayaan Idul Fitri itu ada perjuangan yang sangat besar dari para sahabat untuk meraih kemenangan dan menjayakan Islam.

 

Baca Juga: Resmi Diusung PDIP Jadi Calon Presiden, Ganjar Pranowo: Terobosan Jokowi Mesti Kita Lanjutkan

Maka dari itu setelah kemenangan tersebut diraih oleh umat Islam, secara tidak langsung hal tersebut bisa dikatakan sebagai perayaan dua kemenangan dalam artian kemenangan atas dirinya yang telah berhasil berpuasa selama satu bulan, dan kemenangan dalam perang badar.

2. Hal yang kedua yaitu sebelum Islam datang, para orang orang dari kaum Arab jahiliyah meiliki dua hari raya, semua itu terdapat didalam sebuah hadits yang menjelaskan bahwa asal-usul tersebut sudah disyariatkan dimana hari raya idul fitri itu tidak lepas dari tradisi para orang jahiliyah yang kemudian dua hari itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ganti menjadi sebuaj hari yang lebih baik yaitu hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Menuruy hadisnya Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى

Artinya, “Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha” (HR Abu Dawud & an-Nasa’i)

 

Baca Juga: Inilah Resep Brokoli Saus Tiram & Tim Telur ala Devina Hermawan, Makanan Sehat dengan Rasa Enak

Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari menjelaskan bahwa didalam dua hari yang digunakan pada setiap tahunnya sebagai perayaan sebagai pesta pora oleh kaum jahiliyah itu disebut dengan hari Nairuz dan Marjaan. Pada setiap tahunnya dua hari ini digunakan untuk pesta pora yang saat itu diketahui digunakan dengan cara mabuk-mabukan dan juga menari.

Lalu kemudian dikatakan bahwa Nairuz dan Marjaan merupakan sebuah hari raya orang Persia kuno. Jadi setelahnya turunnya kewajiban dalam berpuasa Ramadhan dan kemudian Rasulullah SAW menggantilan momen dari Nairuz dan Marjaan itu dengan hari yang bak dan suci dengan sebuah istilah yàng sudah di ketahui yaiti hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Tujuan digantikannya momen tersebut kedalam suatu momen yang lebih baik adalah supaya umat Islam mempunyai tradisi yang lebih baik dan sejalan dengan apa yang disyariatkan oleh Allah subhanahu wata'ala.

 

Baca Juga: Inilah 5 Waktu Pembayaran Zakat Fitrah dari Mubah sampai Haram

Begitu pula pendapat dari Imam al-Baihaqi yang menyertakan momen tersebut didalam kitabnya, bahwa dalam hadis as-Sunanul Kubra tersebut Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ : مَنْ بَنَى فِى بِلاَدِ الأَعَاجِمِ فَصَنَعَ نَوْرُوزَهُمْ وَمِهْرَجَانَهُمْ وَتَشَبَّهَ بِهِمْ حَتَّى يَمُوتَ وَهُوَ كَذَلِكَ حُشِرَ مَعَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya, “Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW bersabda: barang siapa membangun negeri kaum ajam (selain Arab), kemudian meramaikan hari-hari nairuz dan mihrajan mereka, serta meniru mereka hingga ia mati dalam keadaan seperti itu, maka ia akan dibangkitkan bersama mereka pada hari kiamat.”

Baca Juga: Simak! 3 Pahala Kebaikan yang Didapat Saat Berbagi Angpao THR Saat Lebaran, Lengkap dengan Penjelasannya

Kemudian sebuah kutamaan dari Hari Raya Idul Fitri itu sebenarnya tidak hanya sebuah momentum atas kemenangan yang diraih dari menahan diri baik itu dari makan dan minum serta menjauhi dari berbagai pekerjaan yang bisa mencederai pahala puasa. Pada bagian yang paling pentingnya adalah di hari raya Idul Fitri itu merupakan sebuah momen dimana hari tersebut adalah hari yang harus dibanggakan, karena pada hari tersebut Allah menjanjikan ampunan bagi orang-orang yang melaksanakan ibadah shalat hari raya Idul Fitri. sepwrti yang sudah di sampaikan oleh Rasulullah SAW :

عَنْ ابنِ مَسْعُوْد عَنِ النَّبِي ﷺ أَنَّهُ قَالَ اِذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلَى عِيْدِهِمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: يَا مَلاَئِكَتِيْ كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ أَجْرَهُ وَعِبَادِيْ اللَّذِيْنَ صَامُوْا شَهْرَهُمْ وَخَرَجُوْا اِلَى عِيْدِهِمْ يَطْلُبُوْنَ أُجُوْرَهُمْ أَشْهِدُوْا أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ. فَيُنَادِي مُنَادٍ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْا اِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ. فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِيْ صُمْتُمْ لِيْ وَأَفْطَرْتُمْ لِيْ فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ.

Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dari Nabi Muhammad SAW bersabda: ketika umat Nabi melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, maka Allah berfirman: wahai Malaikatku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Dan hamba-hambaku yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, serta memohon upah (dari ibadah) mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka. Kemudian ada yang berseru, ‘wahai umat Muhammad, kembalilah ke rumah-rumah kalian, aku telah menggantikan keburukan kalian dengan kebaikan’. Maka Allah swt berfirman: wahai hamba-hamba-Ku, kalian berpuasa untukku dan berbuka untukku, maka tegaklah kalian dengan mendapatkan ampunan-Ku terhadap kalian."

Itulah sedikit ulasan mengenai keutamaan dan makna dari Hari Raya Idul Fitri menurut islam. (WellyMellyanty/Jobtarining)***

Ikuti berita MapayBandung.com lainnya di Google News.

Editor: Asep Yusuf Anshori

Tags

Terkini

Terpopuler