MAPAY BANDUNG - KB atau menunda kehamilan di dalam Islam memiliki banyak pandangan.
Hukum KB atau menunda kehamilan bisa menjadi haram, boleh bahkan wajib, semua itu tergantung bagaimana kondisi sang istri.
KB atau menunda kehamilan memiliki banyak metode, dari mulai yang disuntik, meminum obat dan lain sebagainya.
Namun tidak semua metode KB atau menunda kehamilan itu diperbolehkan dalam Islam.
Dikutip MapayBandung.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Minggu 26 Juni 2022, seorang kyai Buya Yahya mengatakan bahwa ada 3 cara KB atau menunda kehamilan yang sesuai dengan syariat Islam.
Adapun ke 3 cara itu adalah sebagai berikut.
1. Azl
Salahsatu metode yang bagus adalah azl, metode ini termasuk metode paling tua di muka bumi.
Baca Juga: Jangan Pelihara 4 Jenis Perkutut ini Kata Primbon, Nomor 3 Selalu Berharap Pemiliknya Celaka
Bahkan sahabat Nabi pun pernah menggunakan cara ini untuk menunda kehamilan.
Azl adalah metode yaitu tidak mengeluarkan sperma di dalam kemaluan istri.
Cara ini bisa dilakukan bagi anda yang tidak dalam kondisi darurat.
Sebab walau bagaimanapun saat melakukan KB haruslah tidak melibatkan orang lain jika kondisinya tidak darurat.
Baca Juga: Teliti Sebelum Membeli, Ini 6 Perbedaan Burung Perkutut Lokal dan Perkutut Bangkok
2. Alat kontrasepsi
Cara kedua yang diperbolehkan Islam yaitu dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Alat kontrasepsi ini bisa berupa kondom atau yang sejenis dengan alat tersebut yang tujuannya adalah menjaga agar sperma tidak masuk ke rahim istri.
Cara ini juga bisa anda lakukan jika tidak dalam kondisi darurat sebab sifatnya tidak melibatkan orang lain.
Baca Juga: Terungkap! Ternyata Begini Rahasianya Agar Burung Perkutut Juara 1 Kontes
3. Tidak berhubungan di waktu subur
Cara ketiga untuk menunda kehamilan yang diperbolehkan Islam adalah dengan cara memperhatikan waktu kesuburan istri.
Suami bisa menjaga berhubungan dengan sang istri pada masa suburnya.
Baca Juga: 5 Perkutut Bertuah Ini Ciri Katuranggannya ada di Kepala, Salahsatunya Kendaraan Dewa Wisnu
Metode ini bisa anda gunakan jika tidak dalam kondisi darurat sebab dalam praktiknya tidak melibatkan orang lain.
Pada dasarnya, selagi metode itu tidak membahayakan kesehatan dan tidak melibatkan orang lain maka hukumnya boleh-boleh saja. ***