Isu Kiamat Pada 15 Ramadhan Sempat Hadirkan Kegaduhan, Ternyata Begini Kualitas Haditsnya Menurut Para Ulama

17 April 2022, 11:45 WIB
Ilustrasi kiamat. /Pixabay/hucky

MAPAY BANDUNG - Isu kiamat pada 15 Ramadhan yang ditandai dengan adanya dukhon, sempat viral beberapa waktu silam.

Kabar kiamat pada 15 Ramadhan tersebut jelas membuat ketakutan dan kegaduhan di tengah masyarakat muslim.

Kecurigaan masyarakat akan kebenaran informasi mengenai tanda kiamat pada 15 Ramadhan, bukan tanpa alasan.

Baca Juga: Ada Apa dengan Tanggal 15 Ramadhan? Mengapa Sempat Viral Terjadi Tanda Kiamat? Begini Penjelasan para Ulama

Terlebih pada tahun 2020, masyarakat dihadapkan pada berbagai huru-hara yang melanda dunia.

Namun ternyata, hadits yang menyatakan tanda kiamat lada 15 Ramadhan, memiliki rangkaian sanad yang tidak jelas.

Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya kita mencermati terlebih dahulu isi hadits yang berkaitan dengan kiamat pada 15 Ramadhan.

Baca Juga: Manfaatkan Lidah Buaya untuk Stop Pendarahan Akibat Luka Dalam Kata dr. Zaidul Akbar, Begini Cara Buatnya

Berikut bunyi hadits Nabi Muhammad SAW:

إِذَا كَانَ صَيْحَةٌ فِي رَمَضَانَ فَإِنَّهَا تَكُونُ مَعْمَعَةٌ فِي شَوَّالٍ، وَتَمَيَّزُ الْقَبَائِلُ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَتُسْفَكُ الدِّمَاءُ فِي ذِي الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمِ وَمَا الْمُحَرَّمُ - يَقُولُهَا ثَلاَثًا - هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ يُقْتَلُ النَّاسُ فِيهَا هَرْجًا هَرْجًا قَالَ : قُلْنَا : وَمَا الصَّيْحَةُ ؟ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ : هَذِهِ تَكُونُ فِي نِصْفٍ مِنْ رَمَضَانَ يَوْمَ جُمُعَةٍ ضُحًى، وَذَلِكَ إِذَا وَافَقَ شَهْرُ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ تَكُونُ هَدَّةٌ تُوقِظُ النَّائِمَ، وَتُقْعِدُ الْقَائِمَ، وَتُخْرِجُ الْعَوَاتِقَ مِنْ خُدُورِهِنَّ فِي لَيْلَةِ جُمُعَةٍ سَنَةً كَثِيرَةَ الزَّلاَزِلِ وَالْبَرْدِ، فَإِذَا وَافَقَ رَمَضَانُ فِي تِلْكَ السَّنَةِ لَيْلَةَ جُمُعَةٍ فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْفَجْرَ يَوْمَ جُمُعَةٍ فِي النِّصْفِ مِنْ رَمَضَانَ - فَادْخُلُوا بُيُوتَكُمْ، وَسَدِّدُوا كُوَاكُمْ، وَدَثِّرُوا أَنْفُسَكُمْ، وَسُدُّوا آذَانَكُمْ، فَإِذَا أَحْسَسْتُمْ بِالصَّيْحَةِ فَخِرُّوا لِلَّهِ سُجَّدًا، وَقُولُوا سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، رَبَّنَا الْقُدُّوسَ ؛ فَإِنَّهُ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ نَجَا، وَمَنْ تَرَكَ هَلَكَ.

“Ketika terdapat suara yang dahsyat (dentuman) tepat di bulan Ramadhan, maka pertanda akan terjadi huru-hara di bulan Syawal, kelompok masyarakat (kabilah) memisahkan diri di bulan Dzulqa’dah,”.

“Banyak pertumpahan darah di bulan Dzulhijjah dan Muharram. Dan apa yang terjadi di bulan Muharram? (Nabi mengucapkannya tiga kali),”.

Baca Juga: Ustadz Muhammad Faizar Ungkap Rumah yang Paling Disukai Makhluk Halus, Waspada Hiasan Kaligrafi Ini

“Sayang sekali, saat itu banyak di antara manusia yang berperang satu sama lain dan keadaan sangat kacau,”.

“Maka kami bertanya: ‘Apa suara dahsyat itu wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab: ‘Suara itu terjadi di pertengahan bulan Ramadhan pada waktu dhuha di hari Jumat,”

“Suara itu muncul tatkala bulan Ramadhan bertepatan dengan malam Jumat. Suara teriakan ini akan membangunkan orang-orang tidur, menjatuhkan orang-orang yang tegap berdiri, dan menjadikan para wanita terhempas keluar dari kamar-kamarnya pada malam Jumat selama satu tahun, banyak terjadi gempa dan cuaca yang sangat dingin,”.

“Apabila bulan Ramadhan bertepatan dengan malam Jumat maka tatkala kalian telah melaksanakan shalat subuh pada hari Jumat di pertengahan bulan Ramadhan, maka masuklah ke dalam rumah-rumah kalian, kuncilah pintu-pintu rumah, selimutilah diri kalian, dan tutupilah telinga-telinga kalian,”.

Baca Juga: Sering Merokok hingga Begadang, Inilah 8 Kebiasaan yang Bisa Picu Ginjal Rusak Kata dr. Zaidul Akbar

“Apabila kalian merasa ada suara dahsyat, maka menyungkurlah dengan bersujud kepada Allah dan ucapkanlah: “Subhânal Quddûs, Rabbunal Quddûs”. Barang siapa yang mengamalkan hal itu maka akan selamat, dan barang siapa meninggalkannya maka akan celaka,” (HR Asy-Syasyi).

Dikutip MapayBandung.com Senin 17 April 2022, hadits tersebut tidak memiliki riwayat yang jelas.

Bahkan tidak ada nama Imam besar seperti Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, an-Nasa’I, dan at-Tirmidzi, dalam hadits tersebut.

Malahan, hadits itu disebutkan oleh Imam asy-Syasyi, At-Thabrani, dan Ahmad as-Syaibani, yang notabene tidak memiliki kredibilitas baik.

Baca Juga: Dari Bau Mulut, Sulit BAB, Sampai Bau Kentut Menyengat, Inilah 9 Ciri Usus Kotor Kata dr. Zaidul Akbar

Alhasil, hadits tersebut mendapat beragam kritik dari para Ulama, seperti yang disampaikan oleh Imam al-‘Uqaili dalam kitabnya, adh-Dhu’afa’ al-
Kabir.

Begini isi kritiknya:

ليس لهذا الحديث أصل من حديث ثقة ولا من وجه يثبت

“Hadits ini tidak memiliki dasar dari hadits yang terpercaya dan juga tidak dari jalan (metode) yang ditetapkan (oleh para ulama hadits)” (Abu Ja’far Muhammad bin ‘Amr al-‘Uqaili, adh-Dhu’afa’ al-Kabir, juz 1, hal. 51).

Ada beberapa rawi atau periwayat hadits yang dipertanyakan kredibilitasnya, sebut saja
Abdul Wahab bin Husein.

Baca Juga: Ramuan Herbal Ala dr. Zaidul Akbar Ini Ampuh Atasi Pusing Saat Puasa, Catat Resepnya!

Menurut Ulama besar Imam Hakim melalui salah satu hadits yang terdapat rawi Abdul Wahab bin Husein menyatakan bahwa ia merupakan orang yang tidak diketahui profilnya (majhul).

Imam adz-Dzahabi pun ikut menanggapi perkataan Imam Hakim, begini komentarnya:

وفيه عبد الوهاب بن حسين وهو مجهول، قلت ذا موضوع

“Di dalam hadits ini terdapat Abdul Wahab bin Husain, dia adalah orang yang tidak diketahui. Aku (adz-Dzahabi) berkata: ‘Hadits ini maudlu’ (palsu)” (Adz-Dzahabi, Mukhtashar Istidrak adz-Dzahabi ‘ala Mustadrak al-Hakim, juz 4, hal. 522).

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Adzan Maghrib Surabaya Hari Ini Minggu 17 April Beserta Doa Buka Puasa

Berarti sangat jelas, hadits tersebut tidak bisa dijadikan pijakan bagi seluruh umat muslim.

Apalagi sampai menimbulkan ketakutan dan kegaduhan karena kabar kiamat pada 15 Ramadhan.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Tags

Terkini

Terpopuler