Benarkah Warga Jawa Barat Harus Bayar Vaksin COVID-19 di Tahun 2024? Begini Kata Bey Machmudin

30 Desember 2023, 10:15 WIB
Bey Machmudin jawab pertanyaan masyarakat soal vaksin COVID-19 mulai berbayar pada 2024 mendatang /Piaxabay/Ronnysefria/

MAPAY BANDUNG - Pj. Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, mengungkap implementasi vaksin COVID-19 berbayar pada tahun 2024 masih dalam tahap penentuan.

Saat ini, pada tahun 2023, vaksinasi COVID-19 tetap diselenggarakan secara gratis karena didanai oleh APBN.

Bey menjelaskan sebagian dana vaksin COVID-19 masih menggunakan dana APBN hingga akhir tahun dan untuk 2023 belum jelas arahnya.

Baca Juga: 8 Ucapan Selamat Tahun Baru 2024 dalam Bahasa Batak yang Memiliki Arti Mendalam, Cocok Diberikan pada Keluarga

Mengutip dari ANTARA, hingga saat ini Pemprof Jabar masih menantikan informasi lebih lanjut dari pemerintah pusat terkait mekanisme vaksinasi tahun 2024, apakah akan bersifat berbayar atau tidak.

Bey menegaskan bahwa keputusan tersebut akan sangat tergantung pada kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia, termasuk di Jawa Barat.

Lebih lanjut Bey menilai bahwa kondisi pandemi COVID-19 di Jawa Barat cenderung terkendali, salah satunya karena penerapan protokol kesehatan yang dijalankan oleh masyarakat seperti kepatuhan masyarakat menggunakan masker.

Baca Juga: 4 Cara Biar Tetap Sehat di Musim Hujan Menurut dr. Sung, Nomor 1 Jarang Banget Disadari

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Vini Adiani Dewi, mengungkapkan bahwa total kasus COVID-19 di Jawa Barat mencapai 1.395 per 27 Desember 2023, dengan penambahan 67 kasus aktif, sementara yang telah sembuh mencapai 598 orang.

Sementara itu Keterisian ruang perawatan untuk pasien COVID-19 hanya sebesar 2,31 persen, masih berada di bawah batas aman, yakni di bawah lima persen.

Vini juga menyoroti bahwa varian COVID-19 yang saat ini menyebar adalah varian Omicron dengan subvarian XBB.1.16, XBB.1.5, EG.5, dan JN.1.

Baca Juga: Heboh Ramalan Tahun 2024, Indigo Sebut Gempa Besar Ancam Pulau Jawa

Namun, subvarian Omicron ini diketahui cenderung tidak menyebabkan kasus yang lebih parah meski penyebarannya lebih cepat dan dampaknya tidak seburuk varian sebelumnya.

Di sisi lain, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat intensif dalam mengawasi penerapan protokol kesehatan di objek wisata untuk mencegah penyebaran COVID-19 selama masa libur panjang, mengingat adanya peningkatan jumlah pengunjung.

Dedi Taufik, menyatakan bahwa sektor pariwisata mulai pulih sejak pemerintah menerapkan adaptasi kebiasaan baru.

Baca Juga: Resep Kambing Bakar Empuk dan Lezat, Rekomendasi Sajian Malam Tahun Baru

Data mengenai jumlah wisatawan yang datang ke Jawa Barat masih dalam proses pendataan. Namun, terjadi peningkatan aktivitas terutama di sekitar objek wisata selama libur panjang.

Dedi menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan di hotel dan destinasi wisata dengan membatasi kapasitas pengunjung sesuai aturan yang telah ditetapkan.

Pemerintah provinsi bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam melakukan pengawasan untuk memastikan pelaku industri wisata dan pengunjung patuh terhadap protokol kesehatan.

Baca Juga: Penting! Pakar Ungkap Cara Aman Libur Natal dan Tahun Baru 2023 di Tengah Tingginya Kasus Covid-19 di Bandung

Masyarakat pun harus terus waspada dan mengutamakan penerapan protokol kesehatan agar tidak timbul kluster baru penyebaran COVID-19.

Dedi juga menyoroti bahwa Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 terus memberikan sosialisasi mengenai sanksi administratif bagi pelanggar protokol kesehatan di objek wisata, seperti di wilayah Pantai Barat Pangandaran.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler