Kasus Keracunan Cikbul Marak Terjadi, Dinkes Garut Imbau Orangtua Awasi Jajanan Anak

16 Januari 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi makanan bernitrogen cair. Kasus keracunan ciki ngebul atau cikbul meningkat. /YouTubecom/ star high video

MAPAY BANDUNG - Makanan ringan chiki ngebul atau Cikbul saat ini tengah menjadi sorotan, karena banyak anak yang keracunan setelah mengkonsumsi makanan tersebut.

Kasus keracunan akibat Cikbul ini sudah terjadi di beberapa daerah. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat 28 kasus, 24 berasal dari Kabupaten Tasikmalaya, dan 4 lainnya di Kabupaten Bekasi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut Asep Surachman pun mengimbau orang tua maupun pihak sekolah untuk dapat memberikan pengawasan terhadap jajanan yang digandrungi oleh anak-anak maupun remaja.

“Pihak sekolah atau pihak-pihak dari warga, orang tua, siswanya sendiri, atau di kampus juga ini harus melakukan pemantauan pengawasan jajanan yang ada di masing-masing tempat jajanan umum,” ucapnya di Kantor Dinkes Kabupaten Garut, Kamis 12 Januari 2023.

Baca Juga: Resep Nugget Balado yang Gurih, Lezat dan Pedas, Bikinnya Mudah Lagi, Catat Bahannya

Dia juga meminta para penjual makanan, untuk tidak menggunakan zat nitrogen berlebihan dari ambang batas yang ditentukan, sehinggga jangan sampai jajanan tersebut berbahaya bagi orang yang mengonsumsinya.

Meski demikian, lanjut Asep, di Kabupaten Garut sendiri hingga kini belum ditemukan kasus keracunan akibat makanan ringan tersebut.

Menurutnya, ciki ngebul ini mengandung ice smoke yang di dalamnya terdapat zat nitrogen yang dicampurkan dengan makanan, sehingga menimbulkan efek asap yang menarik perhatian anak-anak sekolah maupun remaja.

“Tetapi kalau kegunaan zat nitrogen tersebut berlebihan, tidak sesuai dengan standar tentunya ini akan berdampak kepada kesehatan manusia, dalam hal ini bisa merusak jaringan tubuh," katanya.

Baca Juga: Masih Dibuka Sampai 19 Januari! Rekrutmen Panwaslu Kelurahan Kota Bandung, Lihat Syarat Daftarnya di Sini

"Zat nitrogen ini jika dimakan atau dikonsumsi oleh anak atau individu, maka akan terjadi efek dingin pada tenggorokan, dan bilamana ini terjadi tentunya akan mengganggu, lebih jauhnya lagi adalah kaget respon tubuh terhadap hal tersebut,” ucapnya.

Ia menyebutkan, asap yang ditimbulkan dari zat nitrogen ini juga akan berpengaruh terhadap saluran pernafasan, sehingga menimbulkan gejala seperti mual, muntah-muntah, iritasi tenggorokan, bahkan perforasi lambung atau kebocoran lambung.

“Ada sebagian kecil yang terjadi kebocoran lambung, atau sifatnya korosif. Kemudian ada pada beberapa kasus juga ditemukan luka bakar pada jaringan kulit, kalau misalkan penggunaan zat nitrogen ini berlebihan,” ujarnya.***

Ikuti berita MapayBandung.com lainnya di Google News.

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler