MAPAY BANDUNG - Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menjalin kemitraan dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) dalam pembangunan Rumah Sakit Pendidikan di Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Rumah Sakit Pendidikan Jatinangor ini merupakan satu dari 25 rumah sakit baru yang dibangun untuk memberikan pelayanan Kesehatan yang prima pada masyarakat.
"Saya sudah hitung Jawa Barat itu minimal butuh 25 rumah sakit baru. Jika kita mau menang lagi bila terkena pandemi, puskesmas kita itu dari 1000, minimal naik 7000," kata Ridwan Kamil dalam siaran pers, Jumat 12 Maret 2021.
Baca Juga: Marak Praktek Rentenir Berkedok Koperasi, Wali Kota Oded Beberkan Ciri Koperasi Bodong
Selain menjalin kemitraan dengan Unpad, menurutnya, pihaknya bermitra dengan berbagai pihak untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Ia pun berharap pembangunan rumah sakit Unpad dapat dipercepat. Ia mengaku ikut mengusulkan tempat penginapan bagi keluarga pasien dan pusat studi pandemi Covid-19 dalam desain rumah sakit tersebut.
"Saya akan sangat bangga jika dalam dua tahun pembangunan bisa beres," tuturnya.
Baca Juga: Lirik Lagu 'Sabyan Gambus - Sapu Jagat' yang Sukses Bikin Nissa Sabyan Menangis
Baca Juga: Sabyan Gambus Luncurkan Video Klip Baru Berjudul Sapu Jagat, Nissa Sabyan Menangis Tersedu
Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan direncanakan dilakukan dalam dua tahap. Dimulai pembangunan Tahap I pada 2021-2023 untuk beroperasi menjadi Rumah Sakit Umum (transisi ke Rumah Sakit Pendidikan). Pembangunan Tahap 2 pada 2024-2027 untuk beroperasi menjadi Rumah Sakit Pendidikan.
Untuk pembangunan Tahap I, diusulkan pendanaan kemitraan dengan Jabar. Tahap 2, sumber dana diusulkan dengan KPBU atau mix funding.
Rencananya, Rumah Sakit Pendidikan akan dibangun di kawasan kampus Unpad Jatinangor, dekat dengan jalan provinsi dan akses tol. Lokasi yang telah disiapkan untuk pembangunan Rumah Sakit ini seluas 41.868 meter persegi.
Rumah Sakit yang akan dibangun merupakan Tipe A dengan kapasitas 900 tempat tidur. Direncanakan memiliki 18 layanan spesialistik dan 12 sub spesialistik, juga akan memiliki layanan unggulan terkait infeksi dan onkologi.***