MAPAY BANDUNG - Setiap tanggal 19 November, warga dunia merayakan Hari Pria Internasional.
Mengapa ada Hari Pria Internasional? Berikut sejarah singkatnya.
Dilansir MapayBandung.com dari laman Daysoftheyear pada Kamis 17 November 2022, menurut World Health Organization (WHO), bunuh diri merupakan pembunuh terbesar pria di bawah usia empat puluh lima tahun.
Baca Juga: Lantik Kadinkes Kota Bandung dan Direktur RSUD Bandung Kiwari, Yana Sampaikan Pesan Ini
Kasus ini terjadi di banyak negara di seluruh dunia, di antaranya Inggris, Amerika Serikat, Australia, dan Rusia.
Alasan pria melakukan hal tersebut yakni karena adanya tekanan psikologis.
Sering adanya anggapan di masyarakat, bahwa laki-laki tidak boleh menangis, harus selalu kuat.
Hal ini menjadikan pria menjadi tidak bisa terbuka dengan masalahnya.
Pada akhirnya, tidak sedikit pria mengalami depresi hingga melakukan bunuh diri.
Melihat keprihatinan isu yang menimpa laki-laki, seorang profesor di Kansas City, Missouri, AS, yakni Thomas Oaster, mencetuskan pertama kali Hari Pria Internasional pada tanggal 7 Februari tahun 1992. Namun hanya sukses beberapa tahun, kemudian memudar.
Pada tahun 1999, seorang profesor dari Trinidad dan Tobago, Jerome Teelucksingh, menghidupkan kembali perayaan hari Pria dengan mengubahnya menjadi 19 November.
Tanggal ini dipilih karena merupakan hari lahir ayah Teelucksingh, dan juga sebagai peringatan tim sepak bola Trinidad & Tobago lolos ke Piala Dunia pada tahun 1989.
Hari Pria Internasional diharapkan dapat menjadi momen, dalam meningkatkan kesadaran tentang masalah kesehatan mental pada pria, serta masalah kesehatan dan sosial lainnya, juga mendorong pria untuk terbuka dan berkomunikasi dengan orang lain.*** (Rofi Arifianto/JOB Training)