MAPAY BANDUNG - Salah satu negara bagian di selatan Amerika Serikat (AS), Texas, menghadapi cuaca ekstrem di pekan terakhir bulan Februari ini.
Warga Texas harus menghadapi suhu udara hingga minus 25 derajat celcius dan juga mengalami krisis air bersih imbas cuaca dingin yang ekstrem ini karena hancurnya dan membekunya pipa-pipa saluran air bersih.
Karena kesulitan air, warga pun terpaksa menampung salju hingga mencair untuk kebutuhan air minum.
Baca Juga: Menhub Minta Kegiatan Padat Karya Terus Dilakukan Karena Banyak Orang yang Membutuhkan
"Karena di luar ada salju, akhirnya mereka menunggu lelehan salju supaya dapat air. Memang tidak banyak tapi setidaknya mereka dapat minum atau sekadar membasuh badan," ujar jurnalis senior VOA Indonesia Karlina Amkas saat On Air di Radio PRFM News Channel hari ini, Senin 22 Februari 2021.
Beberapa lokasi dilaporkan masih terdapat air bersih yang mengalir. Warga diperkanankan untuk menampung air menggunakan galon atau jerigen berpakasitas 5 hingga 25 liter.
Namun warga harus mengantre dalam kondisi cuaca yang sangat dingin, karena suhu udara masih di bawah normal.
"Ini mereka antre sambil kedinginan karena suhu udara masih minus sekian derajat celcius," ujar Karlina.
Kondisi ini diperparah dengan padamnya listrik beberapa waktu lalu. Sehingga warga tidak dapat menyalakan pemanas ruangan.
Sementara selama ini warga Texas terbiasa bergantung pada aliran listrik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Wujud Nyata Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Sediakan Air Bersih untuk NTT
Baca Juga: Ariel Noah Ungkap Alasan Membuat Kanal Youtube: Buat Menjalin Komunikasi Sama Sahabat
Saat ini, lanjut Karlina, sebagian kawasan listrik sudah menyala meskipun harus dilakukan pemadaman bergilir.
"Sekarang sebagian besar listrik sudah menyala, jadi baterai handphone sudah mulai terisi, internet sudah mulai bisa masuk." katanya
"Sekarang sudah bisa mencari informasi dan berkomunikasi dengan dunia luar maupun dengan pihak pemerintah lokal atau negara bagian," pungkasnya.***