CEK FAKTA: Jaringan 5G Buat Ribuan Burung dan Bebek Mati di Jalanan

2 September 2021, 14:59 WIB
Ilustrasi 5G. /PIXABAY/

MAPAY BANDUNG - Informasi hoaks kembali beredar di masyarakat, kali ini terkait dengan jaringan sinyal ponsel 5G yang belum lama muncul di Indonesia.

Baru-baru ini beredar sebuah video memperlihatkan burung-burung mati di jalanan dan juga sejumlah bebek yang menenggelamkan kepalanya di air.

Disebutkan, ribuan burung yang mati di jalanan disebabkan oleh radiasi jaringan 5G.

Sementara bebek menenggelamkan kepalanya untuk menghindari radiasi.

"Ini masih efek radiasi 5G pada hewan,, bagaimana efek radiasi 5G terhadap manusia apalagi terhadap yg sdh difucksin bila 5G sdh aktif di dunia/Indonesia??," demikian bunyi narasi dalam video tersebut.

Baca Juga: Britney Spears Resmi Bebas dari Investigasi Soal Tuduhan Penyerangan Terhadap Karyawannya

Berdasarkan penelusuran sebagaimana dikutip oleh MapayBandung.com dari Jabar Saber Hoaks, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.

Sementara itu mengutip situs resmi Covid.go.id, pada video berdurasi 33 detik memperlihatkan beberapa cuplikan gambar di mana cuplikan pertama memperlihatkan orang memakai hazmat dan sedang memungut burung mati.

Setelah dilakukan penelusuran menggunakan reverse image, gambar yang sama ditemukan di sebuah media internasional yang membahas misteri kematian 3.000 burung di Arkansas, Amerika Serikat tahun 2011 silam.

Komisi Perikanan Arkansas menyebut kematian massal disebabkan "blunt force trauma" yakni benturan burung-burung tersebut pada obyek keras seperti rumah, pohon, dan tiang listrik saat mereka beterbangan.

Kemudian, gambar berikutnya memperlihatkan fenomena kematian massal burung jalak di Huijgenspark, Den Haag, Belanda pada Oktober 2018.

Baca Juga: Usut Dugaan Pelecehan dan Bully di Lingkungan KPI Pusat, Polda Metro Jaya Akan Periksa Terlapor

Fenomena ini beberapa tahun lalu juga menjadi konspirasi yang dikaitkan dengan efek jaringan 5G. Namun, klaim ini telah dibantah oleh otoritas setempat.

Menurut lembaga penelitian Wageningen Bioveterinary Research (WUF), kemungkinan besar penyebab utama kematian adalah keracunan buah yew.

Lebih lanjut, biro antena pemerintah Belanda menyebut tidak ada pemasangan antena 5G di dekat taman Huijgenspark.

Selain itu, semua tiang transmisi di Belanda terikat oleh standar keselamatan serta pengukuran radiasi telah di bawah standar keselamatan.

Dengan demikian, narasi yang menyebutkan bahwa radiasi 5G dapat membunuh hewan masuk ke dalam kategori hoaks jenis misleading content atau konten yang menyesatkan.***

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler