Heri menyoroti bahwa kapasitas Sungai Cikapundung relatif kecil, sehingga tidak mampu menampung volume air yang besar.
Upaya mitigasi yang telah dilakukan pemerintah, seperti pembangunan tanggul, berhasil menambah kapasitas sungai, namun tetap ada potensi tanggul jebol ketika volume air sangat tinggi, seperti yang terjadi pada banjir kemarin.
Baca Juga: Sudah Tahu? Ini 13 Ciri Orang Kena Santet yang Mesti Diwaspadai, Nomor 3 Sering Terjadi
Dia juga memberikan contoh negara-negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Cina, Thailand, dan Filipina yang telah menerapkan infiltrasi dengan baik.
Di Jepang misalnya, infiltrasi dibangun dengan kapasitas yang besar sehingga sungai dapat menampung air banjir.
Kota Tokyo bahkan memiliki terowongan air bawah tanah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan air yang sangat besar.
Heri juga menilai perlunya rencana strategis pemerintah dalam jangka waktu panjang, misalnya, untuk 20 tahun ke depan, guna penanganan banjir.
Ia menekankan pentingnya keberadaan lembaga khusus yang fokus pada penanganan banjir, karena hingga saat ini belum ada lembaga yang benar-benar bertanggung jawab secara khusus terhadap masalah banjir.
Selain itu, Heri menyarankan perlunya upaya yang lebih intensif dalam mempersiapkan daya tampung dan meningkatkan infiltrasi.