Selain itu, Tjandra menekankan pentingnya menjaga kebiasaan mencuci tangan sebagai langkah pencegahan bukan hanya untuk COVID-19, tetapi juga untuk berbagai penyakit menular lainnya, baik penyakit pernapasan maupun sistem pencernaan.
Dia juga menyoroti pentingnya gaya hidup sehat seperti asupan makanan bergizi, beraktivitas fisik, berolahraga, dan istirahat yang cukup. Menurutnya, kebiasaan baik tersebut akan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit, termasuk COVID-19.
Profesor Tjandra juga menyarankan untuk mendapatkan informasi dari sumber resmi dan tidak langsung percaya pada setiap informasi yang ada.
Baca Juga: Mengapa Bandung Plat D? Terungkap! Ternyata Begini Sejarahnya, Pasti Baru Tahu
Dia menjelaskan bahwa peningkatan kasus COVID-19 dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan imunitas populasi secara umum, rendahnya tingkat penularan ilmiah di lapangan, serta lamanya waktu sejak vaksinasi terakhir.
Dia juga menyebutkan bahwa adanya varian baru seperti JN.1 yang telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Varian yang Menarik Perhatian (VOI) sejak 18 Desember juga menjadi salah satu penyebab peningkatan kasus.
Namun, Ia juga menekankan meskipun COVID-19 masih ada di dunia, sebagian besar kasus saat ini cenderung lebih ringan daripada sebelumnya berdasarkan data ilmiah global.
Baca Juga: HOROR! Bidan di Bandung Diteror Kuntilanak, Kuntinya Sampai Ikut Nebeng Pulang
Tetapi, jika ada kecurigaan akan adanya gejala atau kontak yang mungkin terpapar, masyarakat disarankan untuk segera memeriksakan diri.
Profesor Tjandra bahkan menyediakan tes antigen di rumahnya agar dapat melakukan pemeriksaan segera jika ada anggota keluarga yang mencurigakan terjangkit COVID-19.***