Pemkot Bandung Ajak Tokoh Agama Ubah Persepsi Warga Soal Sampah dari Rujit Jadi Barokah

- 11 Desember 2023, 09:10 WIB
Ratusan ton sampah menumpuk di TPS Taman Cibeunying Kota Bandung beberapa waktu lalu.
Ratusan ton sampah menumpuk di TPS Taman Cibeunying Kota Bandung beberapa waktu lalu. /Humas Kota Bandung

MAPAY BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung melalui Ketua Harian Satgas Darurat Sampah, Ema Sumarna, mengajak kepada seluruh tokoh agama untuk bersama-sama dapat mengolah sampah mulai dari sumbernya.

Selain itu, Ema Sumarna juga menginginkan para tokoh agama bisa mengubah persepsi masyarakat Kota Bandung perihal sampah, dari semula 'rujit' atau jijik (menjijikan) menjadi barokah dan menghasilkan rupiah.

"Komitmen masyarakat itu menjadi paradigma terbaru. Harus ada kesamaan persepsi, sehingga sampah itu bukan lagi gegeleuh atau rurujit (jijik) tapi menjadi barokah dan menghasilkan rupiah," kata Ema Sumarna, yang dikutip MapayBandung.com dari Humas Kota Bandung, Senin 11 Desember 2023.

Baca Juga: Cuma Orang Sunda yang Paham, Inilah 5 Imbuhan Sunda yang Gak Ada di KBBI, Apa Saja?

Hal tersebut disampaikan Ema pada kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masjid, di Kantor MUI Kota Bandung, Sabtu 9 Desember 2023 lalu.

Pemkot Bandung gelar Sosialisasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masjid, di Kantor MUI Kota Bandung, Sabtu 9 Desember 2023.
Pemkot Bandung gelar Sosialisasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masjid, di Kantor MUI Kota Bandung, Sabtu 9 Desember 2023. Humas Kota Bandung

Ema mengungkapkan, tiap kluster diupayakan mampu mengurangi sampah. Seperti kluster kantor, hotel, pendidikan hingga pelayanan kesehatan. Dari 1.300 ton sampah, hanya sebanyak 900 ton yang diangkut ke TPA.

Dari sekitar 400 ton yang tak dibuang ke TPA, sekitar 104 ton sampah selesai di kluster masyarakat.

Baca Juga: Citilink Layani Penerbangan ke Balikpapan dari Bandara Kertajati, Begini Cara Pesan Tiketnya

"Artinya kinerja berbasis kluster tempat ibadah, pendidikan, hotel, cafe, resto, dan kantor itu berjalan. Kami yakin kerja dengan kolaborasi seperti ini akan secepatnya keluar dari masa darurat," katanya.

Seperti diketahui, sejumlah upaya dilakukan Pemkot Bandung untuk mengurangi sampah, seperti di antaranya menyediakan sejumlah bank sampah. Di bank sampah, warga bisa menabung sampah yang dikonversi menjadi saldo berupa uang.

Selain itu, ada juga pengelolaan sampah organik dengan maggot atau larva (berupa ulat) dari jenis lalat Black Soldier Fly yang biasa disebut lalat BSF. Maggot inilah yang akan berkembang biak dan memiliki nilai ekonomis.

Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Pemkot Bandung Mulai Pantau Harga Bahan Pokok di Pasar

Termasuk memanfaatkan sampah organik untuk menjadi kompos. hasilnya dipergunakan untuk pupuk tanaman pada program Buruan Sae. Ema yakin, dengan sosialisasi seperti ini, ilmu juga konsep yang diberikan oleh pegiat lingkungan mampu diterapkan di setiap tempat ibadah khususnya masjid.

"Saya yakin kalau sudah dipahami dan menjadi sebuah gerakan moral. Semua ada masalah yang bisa diselesaikan termasuk juga dalam penanganan masalah sampah," ucap Ema Sumarna.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah