Diambil dari Bahasa Sunda, Begini Asal-usul Nama Dayeuhkolot, Daerah Rawan Banjir di Bandung

- 12 Oktober 2023, 12:00 WIB
BANJIR di Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu 18 Desember 2019. Pemerintah menyebut terowongan sudah berfungsi baik dan yang tersisa hanya genangan.*
BANJIR di Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu 18 Desember 2019. Pemerintah menyebut terowongan sudah berfungsi baik dan yang tersisa hanya genangan.* /ADE MAMAD/PR

Dikutip MapayBandung.com dari ppid.bandungkab.go.id pada Kamis 12 Oktober 2023, simak berikut sejarah singkat Dayeuhkolot.

Dayeuhkolot dahulunya bernama Karapyak. Karapyak sendiri memiliki arti yaitu rakit penyeberangan yang dibuat dari batang-batang bambu.

Sampai tahun 1810, Karapyak adalah tempat kedudukan para Bupati Bandung. Bupati Bandung saat itu adalah R.A. Wiranatakusumah II yang menjabat dari tahun 1794 sampai 1829.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels kemudian memerintahkan pemindahan pendopo kabupaten dari Karapyak ke tepi Sungai Cikapundung, dengan alasan daerah berprospek lebih untuk dikembangkan.

Baca Juga: Jadwal dan Link Live Streaming Indonesia vs Brunei Darussalam, Kualifikasi Piala Dunia 2026 Hari Ini

Setelah pusat pemerintahan dipindahkan, maka segala hal yang berhubungan dengan pemerintahan dan perekonomian di Kabupaten Bandung beralih ke daerah baru.

Orang-orang lalu menyebut Karapyak sebagai kota tua atau kota lama. Oleh karena itu, daerah Karapyak sekarang disebut dengan Dayeuhkolot, bahasa Sunda dari kota lama.

Pada tahun 1987, seiring dengan perubahan batas Kota Bandung, wilayah Kecamatan Dayeuhkolot mengalami perubahan batas wilayah.

Sebagian desa di utara Jalan Tol Purbaleunyi dimasukkan ke Kota Bandung dan wilayah Margahayu kemudian dimekarkan menjadi kecamatan tersendiri.

Itulah sejarah singkat penamaan Dayeuhkolot, yang merupakan salah satu kecamatan rawan banjir di Kabupaten Bandung.***

Halaman:

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah