Diambil dari Bahasa Sunda, Begini Asal-usul Nama Dayeuhkolot, Daerah Rawan Banjir di Bandung

- 12 Oktober 2023, 12:00 WIB
BANJIR di Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu 18 Desember 2019. Pemerintah menyebut terowongan sudah berfungsi baik dan yang tersisa hanya genangan.*
BANJIR di Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu 18 Desember 2019. Pemerintah menyebut terowongan sudah berfungsi baik dan yang tersisa hanya genangan.* /ADE MAMAD/PR

MAPAY BANDUNG - Dayeuhkolot adalah salah satu kecamatan di wilayah administratif Kabupaten Bandung. Kecamatan ini terdiri dari 6 desa/kelurahan yaitu Cangkuang Wetan, Cangkuang Kulon, Pasawahan, Citeureup, Dayeuhkolot, dan Sukapura.

Dayeuhkolot berbatasan dengan Kota Bandung di sebelah utara yaitu Kecamatan Bandung Kidul dan Bojongloa Kidul, kemudian berbatasan dengan Kecamatan Bojongsoang di sebelah timur, dengan Kecamatan Baleendah di selatan, serta dengan Kecamatan Margahayu di sebelah barat.

Dayeuhkolot merupakan daerah rawan banjir di Bandung. Bersama dengan Baleendah, kecamatan ini menjadi daerah siaga bila musim penghujan tiba.

Baca Juga: Habiskan Rp2,6 Triliun, Bandara Terbesar di Jawa Barat Akhirnya Beroperasi Usai 5 Tahun Mati Suri, Sudah Tahu?

Kajian karakter DAS Citarum (2011) mendapatkan bahwa 94% (sekitar 879,8 ha) wilayah Dayeuhkolot berpotensi terkena banjir setiap tahun. Wilayah ini termasuk DAS Citarum bagian hulu.

Karena letak geografis Dayeuhkolot dan Baleendah yang berbatasan dengan Kota Bandung, maka dapat dipastikan jalur transportasi dari dan ke Kota Bandung yang padat pun terputus selama banjir dan melumpuhkan kegiatan ekonomi masyarakat.

Hal inilah yang menjadi masalah bersama pemerintah Kabupaten dan Kota Bandung.

Baca Juga: Waktu Tempuh dan Tarif Damri yang Layani Bandung - Bandara Kertajati

Lantas bagaimana asal-usul nama Dayeuhkolot?

Dikutip MapayBandung.com dari ppid.bandungkab.go.id pada Kamis 12 Oktober 2023, simak berikut sejarah singkat Dayeuhkolot.

Dayeuhkolot dahulunya bernama Karapyak. Karapyak sendiri memiliki arti yaitu rakit penyeberangan yang dibuat dari batang-batang bambu.

Sampai tahun 1810, Karapyak adalah tempat kedudukan para Bupati Bandung. Bupati Bandung saat itu adalah R.A. Wiranatakusumah II yang menjabat dari tahun 1794 sampai 1829.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels kemudian memerintahkan pemindahan pendopo kabupaten dari Karapyak ke tepi Sungai Cikapundung, dengan alasan daerah berprospek lebih untuk dikembangkan.

Baca Juga: Jadwal dan Link Live Streaming Indonesia vs Brunei Darussalam, Kualifikasi Piala Dunia 2026 Hari Ini

Setelah pusat pemerintahan dipindahkan, maka segala hal yang berhubungan dengan pemerintahan dan perekonomian di Kabupaten Bandung beralih ke daerah baru.

Orang-orang lalu menyebut Karapyak sebagai kota tua atau kota lama. Oleh karena itu, daerah Karapyak sekarang disebut dengan Dayeuhkolot, bahasa Sunda dari kota lama.

Pada tahun 1987, seiring dengan perubahan batas Kota Bandung, wilayah Kecamatan Dayeuhkolot mengalami perubahan batas wilayah.

Sebagian desa di utara Jalan Tol Purbaleunyi dimasukkan ke Kota Bandung dan wilayah Margahayu kemudian dimekarkan menjadi kecamatan tersendiri.

Itulah sejarah singkat penamaan Dayeuhkolot, yang merupakan salah satu kecamatan rawan banjir di Kabupaten Bandung.***

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah