Pantas Saja Dinamakan Dago, Ternyata Ada Hubungannya dengan Kebiasaan Warga Bandung Ini

- 8 September 2023, 17:15 WIB
Warga berolah raga pagi hari di Jalan Dago yang lenggang kendaraan. Kapolwiltabes Bandung Kombes Pol Aswin Sipayung belum mengeluarkan izin keramaian dan penutupan Jalan Dago untuk kegiatan Car Free Day setiap hari minggu.
Warga berolah raga pagi hari di Jalan Dago yang lenggang kendaraan. Kapolwiltabes Bandung Kombes Pol Aswin Sipayung belum mengeluarkan izin keramaian dan penutupan Jalan Dago untuk kegiatan Car Free Day setiap hari minggu. /Portal Bandung Timur/heriyanto

Sejak dahulu, Dago memang menjadi kawasan yang cocok dijadikan tempat istirahat. Saat Belanda berkuasa, kawasan itu juga dijadikan sebagai rumah peristirahatan dan kawasan elit.

Baca Juga: Jam Berapa Penutupan Jalan di Kota Bandung saat Kirab Pancasila 2023? Ini Jadwal Lengkapnya

Dago saat ini

 

Saat ini kawasan Dago sudah menjadi lebih modern. Terlihat deretan kursi di sepanjang Jalan Dago membuat kawasan tersebut semakin nyaman. Sudah bisa dipastikan, setiap wisatawan yang pernah berkunjung ke Kota Bandung, pasti singgah di Dago.

Hasil revitalisasi trotoar di Jalan Dago yang legendaris mampu menghidupkan kembali budaya masyarakat Bandung tempo dulu, yaitu yang berjalan kaki. Suasana kawasan Jalan Dago dengan trotoarnya yang baru tersebut diresmikan 19 Februari 2017.

Baca Juga: Menakjubkan! Daun Ajaib Ini Bisa Obati Penyakit Akibat Santet, Begini Cara Mengolahnya

Dago kini disebut mirip dengan salah satu jalan di Barcelona, Spanyol. Sepanjang trotoar dilengkapi dengan lampu-lampu vintage nan cantik yang juga terinspirasi dari jalan di kota tersebut.

Itulah asal usul dan arti nama Jalan Dago di Bandung yang diambil dari bahasa Sunda dan kebiasaan warga Bandung utara zaman dulu.***

Ikuti berita MapayBandung.com lainnya di Google News.

Halaman:

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x