Hal itu disampaikan Sony melihat pak ogah merupakan fenomena sosial yang sudah mengakar di Kota Bandung.
Baca Juga: Bandung Raya Segera Punya Jalur Khusus Bus, 20 Rute Perjalanan BRT Disiapkan
"Saat itu belum sedominan sekarang. Saat itu jadi mata pencaharian, bisa menghidupi keluarga. Tapi sekarang bukan begitu lagi," ujar Sony.
Dengan hadirnya aparat kewilayahan dan kepolisian untuk membina pak ogah, Sony menilai dapat memberikan dampak yang cukup positif.
"Di banyak tempat, tidak semua persimpangan bisa ditangani petugas kepolisian, personel sangat sedikit nggak mungkin jaga semua simpang," terangnya.
Baca Juga: Retribusi Diprediksi Naik 1.000 Persen, Pemkot Kaji Kebijakan Parkir Berlangganan
Pak ogah juga akan lebih baik apabila dibina agar tidak menjadi aksi premanisme. Terlebih lagi, mereka yang memprioritaskan pengendara yang bayar, ketimbang pengaturan lalu-lintas.
"Kalau sudah dibina, sewajarnya, jadi tidak memprioritaskan yang bayar, tapi prioritaskan yang mengatur," ungkapnya.***