MAPAY BANDUNG - Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyakarat (PPKM) Darurat atau PPKM Darurat membuat sekelompok pemuda di Majalaya, Kabupaten Bandung menggelar aksi protes.
Aksi protes terhadap PPKM Darurat ini mereka namakan dengan Aksi Majalaya Bersuara. Aksi para pemuda Majalaya ini pun viral di media sosial.
Aksi protes ini mereka lakukan di sekitaran Jalan di Majalaya Kabupaten Bandung pada Minggu, 18 Juli 2021 lalu.
Baca Juga: Kurban 1.100 Ekor Hewan di Hari Raya Idul Adha 2021, Putra Siregar Pecahkan Rekor MURI
Koordinator aksi Majalaya Bersuara, Zulfa Nasrullah mengatakan, aksi ini dilakukan dia dan rekan-rekannya sebagi bentuk perhatian kepada masyarakat.
"Itu bagian dari perhatian kita," kata Zulfa saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel Selasa, 20 Juli 2021.
Zulfa sendiri mengaku tak menyangka aksi yang mereka menjadi viral di media sosial.
"Kami ga nyangka akan viral. Sebetulnya ini berangkat dari permasalahan sederhana di kota kami," ujarnya.
Baca Juga: Ojol Bandung Diperbolehkan Lewati Penyekatan Jalan, Rencana Aksi Konvoi Keliling Hari ini Dibatalkan
Para pemuda Majalaya ini menuliskan aksi protes dalam bentuk poster. Uniknya tulisan tersebut sangat kental dengan nada sindiran khas sunda. Tulisan dalam poster itu berasal dari kalimat-kalimat yang berasal dari suara warga.
Baca Juga: Jadwal Acara NET TV Hari ini Rabu 21 Juli 2021 : Drama Turki Kurulus Osman Tayang Pukul 20.00 WIB
"Di Sunda mah gini, kritiknya ada, bodornya ada," sebutnya.
"Kami ingin tersebar di media sosial kami saja. Jadi kami ingin publik itu kalau secara regulasi tidak bisa bagaimana-bagaimana, secara hati atuh jangan kaya di penjara, jadi bebaskan saja karena ini negara demokrasi. Karena dengan begitu pemerintah dengan segela kebijakannya bisa kita kawal," jelasnya.
Baca Juga: BREAKING NEWS! PPKM Darurat Mulai Dibuka Bertahap pada 26 Juli 2021
Zulfa menerangkan ada 10 poster yang disuarakan. Menurutnya, kalimat-kalimat itu mereka pilih menyesuaikan dengan kondisi masyarakat terkini mulai dari situasi kondisi ekonomi hingga politik.
"Jadi kita mencoba untuk menyatakan ke publik Majalaya, kalau mau bekeluh kesah, curhat mah gratis, curhat saja gitu," pungkasnya.***