"Jadi gimana saya mau jual? Harga tahu kan tetap Rp 400, kalau yang beli kan maunya harga segitu jadi susah," ujarnya.
Eneng tak dapat membayangkan bagaimana nasib pekerjanya, dan modal yang sudah dikeluarkan tak sebanding dengan hasil yang didapat.
Jika harga kedelai stabil, ia mengaku bisa mendapatkan keuntungan yang lumyan. Akan tetapi tidak dengan kenaikan harga bahan baku kedelai seperti ini.
"Ya keberatan, gimana nanti yang kerja? Saya juga ngeluarinnya (jualnya) susah. Jadi kalau biasanya punya batinya (untungnya) segitu jadi kurang, malahan sekarang kayak kerja bakti aja," lanjutnya.
Ia berharap harga kacang kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe dapat kembali normal.
Harga normal yang dimaksud, menurut Eneng, yaitu kembali kepada harga yang dulu sekira Rp 8.000 per kg-nya.
Baca Juga: Menpan RB Ancam Pecat 3 ASN yang Terlibat Jual Beli Vaksin di Sumatera Utara
"Pengennya (harga) kacangnya turun. Itu saja. Ya atuh jadi Rp 8.000 kayak dulu lagi," pungkasnya.***