Sejarah Ujungberung Bandung: Erat Kaitannya dengan Dipatiukur dan Gubernur Daendels, Ini Kisahnya

8 Februari 2024, 11:25 WIB
Cuaca di kawasan Ujungberung Kota Bandung yang diguyur hujan pada pagi hari ini Selasa, 14 September 2021. /Twitter @DadanMartapura

UJUNGBERUNG, MAPAYBANDUNG.COM - Wilayah Ujungberung, Kota Bandung, memiliki cerita sejarah yang panjang. Dari kisah yang populer di masyarakat, penamaan Ujungberung ini erat kaitannya dengan Dipatiukur.

Selain itu, Ujungberung juga kala itu erat kaitannya dengan seorang politikus dan Jenderal Belanda yang menjadi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels.

Penamaan Ujungberung memiliki sejarah panjang dan menurut salah satu versi, berkaitan dengan peristiwa pengejaran tokoh legendaris Bandung yaitu Dipati Ukur oleh tentara Mataram.

Baca Juga: Berasal dari Nama Bebatuan Danau Kecil, Begini Kisah Terlahirnya Wilayah Buahbatu Bandung

Cerita sejarah ini dilansir MapayBandung.com dari buku 'Ujungberung Serambi Timur Bandung', yang disusun oleh Anto S. Widjaya.

Dikisahkan saat pelariannya, Dipati Ukur dan rombongannya terlibat kejar-kejaran dengan tentara Mataram yang saat itu menguasai wilayah Sunda. Pelarian tersebut membawa Dipati Ukur ke suatu tempat di pinggiran danau Bandung purba di sebelah timur.

Tempat itu dipenuhi oleh tanaman bambu yang sangat lebat. Sehingga walaupun rombongan Dipati Ukur sudah terkepung tentara Mataram, mereka dapat menyamarkan diri dan tidak ditemukan.

Baca Juga: Siapa Sangka, Dikira Cinta-cintaan Asal Usul Nama Margacinta Bandung Ternyata Berasal dari Nama Ini!

Tempat persembunyian tersebut bernama Bojong Awi. Bojong memiliki arti daerah tepian telaga, sedangkan Awi punya arti bambu.

Peristiwa itu dianggap oleh bala tentara Mataram sebagai Ujung-nya dari upaya pengejaran yang sangat panjang dalam nga-Berung napsu (mengumbar nafsu) untuk menangkap sang Dipati. Maka wilayah tersebut disebut sebagai Ujungberung.

Pada tahun 1811 saat awal pembentukan Jalan Raya Pos masa kolonial Gubernur Daendels, Ujungberung merupakan wilayah yang sangat luas. Ujungberung terbagi dua, sebelah selatan dan utara jalan pos di sebut Oedjoengbroeng Kaler dan Oedjoengbroeng Kidoel.

Baca Juga: Kenapa Cidadap Bandung Disebut Cidadap? Benarkah Namanya Diambil dari Nama Kicimpring? Ini Kisahnya

Pusat pemerintahannya bernama 'Oedjiengbroeng' yang terletak di sekitar Cipaganti Hilir. Batas Timur adalah Sungai Cibeusi yang berbatasan dengan kabupaten Parakan Muncang.

Batas di utara berupa rangkaian pengunungan, mulai gunung Manglayang hingga gunung Tangkuban Perahu, sedangkan di selatan berbatasan dengan ibu kota Bandung lama, Krapyak atau Dayeuh kolot dan sepanjang aliran Sungai Citarum.

Wilayah Ujungberung tempo dulu hingga kini berhubungan dengan air (Cai atau Ci) seperti Cicadas, Cicaheum, Cikadut, Cicukang, Cinambo, Cibiru, Cipadung, Cileunyi.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Stadion Paling Sejuk di Jawa Barat Berada di Ketinggian 1500 Mdpl

Ciri lainnya ada nama-nama daerah yang berhubungan dengan rawa (ranca) seperti Rancabolang, Rancakasumba, Rancaekek, dan Rancanumpang. 

Sebelah utara jalan pos nama-nama wilayah Ujungberung menggunakan nama pasir (bukit) seperti Pasirjati, Pasirkunci, Pasirtengah, dan Pasirangin. Khusus daerah yang berada diantara dua bukit disebut legok (cekungan) seperti Legokhayam, Legoknyenang, dan Legokbadak.

Namun ada juga daerah utara jalan pos yang menggunakan nama Ci yang dulunya sumber mata air atau dilalui aliran sungai seperti Cigending, Ciseupan, Cijambe, Cipanjalu, Cigagak.

Sehingga, Ujungberung bisa disebut sebagai cikal bakal kehidupan masyarakat Kota dan Kabupaten Bandung.

Kecamatan Ujungberung kini memiliki luas wilayah 6,612 kilometer persegi, terdiri dari lima kelurahan, yaitu Pasanggrahan, Pasirjati, Pasirwangi, Cigending, dan Pasirendah.

Kelurahan Pasanggrahan merupakan yang terluas dari kelimanya, dengan luas wilayah 2,225 kilometer persegi atau 34,03 persen dari total luas kecamatan.

Secara topografis, wilayah Kecamatan Ujungberung berada di ketinggian 700-800 meter di atas permukaan air laut. Salah satu ikon kecamatan ini di kawasan timur Kota Bandung ini adalah Alun-alun Ujungberung yang revitalisasinya diresmikan pada 14 Juni 2015.

Secara administratif per Tahun 2018, jumlah penduduk Kecamatan Ujungberung tercatat sebanyak 72.127 jiwa terdiri dari 35.762 perempuan dan 36.365 laki-laki.

Kelurahan Pasanggrahan menyumbang jumlah penduduk terbanyak, yakni 16.148 jiwa. Namun tingkat kepadatan tertinggi ditemukan di Kelurahan Cigendung, yakni di angka 14.018 jiwa per kilometer persegi.***

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler