Dugaan Malpraktik Pasien Operasi Gigi Bungsu, Direktur RSHS Bandung: Telah Melakukan Upaya yang Maksimal

16 Desember 2023, 10:47 WIB
Direktur Medik dan Keperawatan RSHS Bandung, dr. Iwan Abdul Rachman buka suara soal video viral pasien meninggal akibat dugaan malpraktik /

 

MAPAY BANDUNG - Menanggapi wafatnya salahsatu pasien akibat dugaan malpraktik yang beredar di sosial media, direktur RSHS Bandung mengucapkan belasungkawa sebesar-besarnya.

Namun begitu, ada beberapa hal yang ingin disampaikan pihak RSHS Bandung. Menurutnya tindakan operasi yang dilakukan telah sesuai dengan prosedur.

Tak hanya itu, RSHS Bandung telah memberikan pelayanan maksimal dan terbaik kepada setiap pasien sesuai dengan kondisi medis pasien.

Baca Juga: Jelang Bali United vs Persib, Begini Penilaian Teco terhadap Penampilan Maung Bandung Musim Ini

“Telah melakukan upaya yang maskimal dalam memberikan pelayanan kepada semua pasien,” ucap Direktur Medik dan Keperawatan, dr. Iwan Abdul Rachman, Sp.An, M.Kes.

Lebih lanjut, pihaknya menyayangkan beberapa pengguna sosial media yang mengunggah konten di TikTok maupun Instagram tanpa melakukan klarifikasi terlebih dahulu hingga menjadi viral.

Namun pihak pihak rumah sakit mengucapkan terimakasih atas perhatian dan kepedulian semua pihak kepada RSHS Bandung. Ia bahkan meminta dukungan agar rumah sakit dapat terus senantiasa memberi pelayanan kesehatan yang terbaik bagi seluruh masyarakat.

Baca Juga: Nama Saya Muhyani, Sempat Dijebloskan ke Penjara akibat Melawan Pencuri Kambing hingga Tewas

Dugaan malpraktik operasi gigi bungsu menurut keluarga korban

Sebelumnya kabar dugaan malpraktik yang terjadi kepada salahsatu pasien yang hendak menjalankan operasi gigi bungsu viral di sosial media.

Dugaan tersebut dibagikan akun Instagram @latashaqntas, yang mengaku sebagai salahsatu kerabat korban malpraktik RSHS Bandung.

Mendapat rujukan dari rumah sakit di Kota Garut, keluarga membawa pasien ke Bandung untuk dilakukan tindakan. Setibanya di RSHS, tim dokter diduga langsung melakukan anestesi atau bius.

Baca Juga: Cawapres Mahfud MD ke Bandung Hari Ini, Simak Agendanya

Setelah beberapa menit dilakukan tindakan anestesi, korban langsung mengalami henti detak jantung dan dilarikan ke Neonatal Intensive Care Unit (NICU).

Selama menjalani perawatan, tidak ada tanda-tanda kesadaran dari pasien. Bahkan menurut keluarga, pasien menadapat berbagai vonis mengerikan seperti paru-paru menghitam, kondisi tidak sehat, dan lainnya.

Padahal sebelum melakukan tindakan operasi gigi bungsu, pihak keluarga telah melakukan pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan layak untuk melanjutkan tindakan.

Baca Juga: KAI Tambah 86 Perjalanan Kereta Api saat Nataru

Merasa ada yang janggal dari kondisi pasien, keluarga meminta pendapat lain dari beberapa dokter di luar RSHS. Menurutnya terdapat dugaan malpraktik akibat tindakan anestesi karena dugaan henti jantung terjadi bersamaan dengan henti organ lain seperti ginjal.

Mendapat perawatan di NICU selama dua minggu, keluarga melihat tidak ada perkembangan yang signifikan. Pasien bahkan diharuskan menjalani cuci ginjal dan ventilator dipindah ke leher bagian atas.

Menurut Latisha, kondisi pasien setelah bius anestesi sudah tidak menunjukkan pergerakan. Bahkan tubuh pasien terus menolak makanan minum, hingga tidak dapat buang air kecil atau besar.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Tags

Terkini

Terpopuler