Kota Bandung Ingin Raih Adipura, Aparat Kewilayahan Diminta Terapkan Kang Pisman untuk Atasi Sampah

21 Juli 2023, 07:45 WIB
Sekolah Kang Pisman di Kota Bandung yang dihadirkan untuk mengatasi permasalahan sampah. /Diskominfo Kota Bandung

MAPAY BANDUNG - Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna mendorong aparat kewilayahan khususnya RW menerapkan program Kang Pisman.

Menurut Ema Sumarna, program Kang Pisman adalah salah satu bentuk upaya Pemkot Bandung untuk mengatasi sampah.

Pasalnya lanjut Ema Sumarna, saat ini baru sekitar 10 persen RW di Kota Bandung yang menerapkan program Kang Pisman.

 

Baca Juga: 8 Ciri Orang Dihormati Makhluk Halus Kata Ahli Spiritual, Salahsatunya Bisa Sembuhkan Kesurupan

"Kita terus mendorong untuk memberikan semangat menyelesaikan sampah di rumah. Di Kota Bandung ini baru 10 persen dari seluruh RW se-Kota Bandung. Di Kota Bandung itu ada 1596 RW, 10 persennya baru 154 RW yang selesai sampah di lingkungan," beber Ema.

Ema menegaskan hal itu pada kegiatan sosialisasi evaluasi dan persiapan pemantauan penilaian Adipura tahun 2022-2023, di Balai Kota Bandung, Kamis 20 Juli 2023.

"Ini terus kita dorong, ke sub wilayah kota di 1.596 RW. Kita dorong supaya paradigmanya sama," katanya.

 

Baca Juga: Jangan Takut Gemuk Meski Doyan Mie Instan, Iringi dengan Kebiasaan Ini Kata dr. Zaidul Akbar

Salah satu penilaian Adipura yaitu cara pengelolaan sampah. Sehingga menurut Ema, jika soal lahan untuk sampah, di Kota Bandung belum mendapatkan lahan yang proporsional.
Pasalnya luas Kota Bandung dengan penduduk yang ada belum memungkinkan untuk lahan tempat pembuangan sampah.

"Penduduk Kota Bandung itu 2,5 juta jiwa, dengan luas sekitar 16.000 hektar, dengan memproduksi sampah 1.600 ton per hari. Kalau dipaksa juga tidak dapat proporsional, karena lahan terbatas," kata Ema.

Sebagai upaya, Pemkot Bandung menduplikasi pengolah sampah dari daerah lain seperti Banyumas. Wilayah tersebut menurut Ema sudah 90 persen zero waste dengan SDM hingga lahan yang disiapkan sudah proporsional.

 

Baca Juga: Sinopsis Colombiana, Tayang di Trans TV Hari Ini, Balas Dendam Cataleya Terhadap Pembunuh Orangtuanya

"Di sana, yang biasanya petugas pengangkut sampah bergeser menjadi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Nantinya tidak perlu retribusi sampah. Istilahnya mereka punya otonom, di rekrut sehingga selesai oleh mereka. Tahun ini kita coba di 10 TPS, tahun ini berjalan," ungkapnya.

Untuk teknologi, lanjut Ema, seperti wilayah Banyumas pun memiliki mesin pengolah sampah, yaitu Gibrik Mini. Dengan harga sekitar Rp10 juta, mampu mengolah sampah sekitar 2 ton dengan waktu 60 menit.

Baca Juga: Jadwal dan Spoiler King the Land Episode 11, Drama Romcom Lee Junho dan Yoona SNSD

"Kita langsung melihat cara kerja teknologi yang ada di Banyumas. Mesin Gibrik ini harganya Rp 10 juta, dalam.waktu 1 jam mampu mereduksi 2 ton sampah. Jadi organik menjadi kompos, anorganik di cacah lagi menjadi briket, semen, hingga dimanfaatkan untuk industri kain. Residunya bisa menjadi batako, genting, dan sebagainya," ungkap Ema.

Ikuti berita MapayBandung.com lainnya di Google News.

Editor: Asep Yusuf Anshori

Tags

Terkini

Terpopuler