Network
MAPAY BANDUNG - Kanker serviks merupakan kanker yang muncul pada sel-sel di leher rahim atau serviks yang tidak normal.
Menurut dr. Ema Surya Pertiwi, kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak menelan korban pada wanita di seluruh penjuru dunia.
Maka dari itu agar para wanita lebih paham terkait kanker serviks, maka dr. Ema Surya Pertiwi yang merupakan dokter sekaligus healthy vlogger akan mengungkap beberapa penyebab terjadinya kanker serviks.
Adapun penyebab pertama yang sering sekali ditemukan oleh dr. Ema Surya Pertiwi adalah kebiasaan merokok.
Pasalnya menurut dr. Ema Surya Pertiwi, pada rokok itu banyak mengandung zat kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh.
"Kandungan berbahaya pada rokok ini ada tar, nikotin, yang mana kedua kandungan tersebut bisa meningkatkan risiko kanker," kata dr. Ema Surya Pertiwi seperti dikutip MapayBandung.com dari video di kanal YouTube Emasuperr Sabtu, 21 Mei 2022.
Risiko kanker yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok bukan hanya kanker serviks saja, tetapi bisa berisiko terkena kanker nasofaring dan kanker paru-paru.
dr. Ema Surya Pertiwi menjelaskan bahwa merokok disini bukan hanya perokok aktif saja yang dapat terkena kanker.
Menurut dr. Ema Surya Pertiwi, wanita yang termasuk perokok pasif juga bisa berisiko sama dengan perokok aktif untuk terkena kanker.
Dengan begitu, sangat disarankan bagi para wanita untuk menghindari berbagai macam asap rokok baik dari perokok pasif atau perokok aktif.
Selanjutnya penyebab kanker serviks yang kedua yaitu, kebiasaan menggunakan sabun miss v atau sabun pembersih area kewanitaan yang wangi.
"Penggunaan sabun miss v ini, selain membunuh bakteri jahat tetapi bisa juga membunuh bakteri baik, sehingga dapat meningkatkan keputihan dan menimbulkan kanker serviks," tutur dr. Ema Surya Pertiwi.
Disarankan jika ingin menggunakan sabun miss v ini cukup di bagian luar saja, tidak digunakan di area dalam kewanitaan serta jangan menggunakan secara berlebihan.
Penyebab terakhir dari timbulnya kanker serviks adalah, jarang mengganti pembalut ketika sedang haid.
"Mengganti pembalut lebih dari 8 jam per hari, jika digunakan secara berkepanjangan bisa meningkatkan risiko timbulnya penyakit kanker serviks," pungkas dr. Ema Surya Pertiwi.***
