MAPAY BANDUNG - Sewa menyewa pakaian memang populer di dunia fesyen, terutamanya di negara-negara besar. Namun yang menjadi masalahnya kali ini adalah ternyata sewa menyewa pakaian yang selama ini dianggap sebagai jawaban atas krisis berkelanjutan tidak hadir seperti yang diharapkan.
Pasalnya sewa menyewa pakaian akan dinilai naik karena diperkirakan akan mengurangi jumlah limbah, mengingat jumlah limbah dari proses pembuatan dan pembuangan setelah selesai dipakai akan dibuang lebih sedikit.
Dikutip MapayBandung.com dari TheGuardian.com, sebuah penelitian yang telah mengungkapkan bahwa menyewa pakaian lebih buruk bagi planet ini daripada membuang pakaian yang sudah tidak dipakai.
Baca Juga: Minta Pemerintah Buat Terobosan Penanganan Covid-19, DPR: Penderita Tak Tahu Mau Kemana Lagi
Sebab adanya tahap transportasi dan dry cleaning menjadikannya lebih tidak ramah lingkungan dan menjadi pilihan terburuk bagi konsumen fesyen.
Penelitian yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah Finlandia Environmental Research Letters tersebut menilai dampak lingkungan dari lima cara berbeda yakni memiliki dan membuang pakaian, kemudian menyewakan, menjual kembali, dan mendaur ulang.
Ditemukan bahwa menyewa pakaian memiliki dampak pada iklim tertinggi dari semua cara berbeda memiliki pakain tadi.
Pasalnya seperti yang telah disebutkan sebelumnya sewa menyewa pakaian akan melibatkan sejumlah besar transportasi, mengambil pakaian bolak-balik antara gudang dan penyewa, akhirnya pengemasan yang tidak ramah lingkungan juga terus menerus dilakukan.